Madika, – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi , membeberkan capaian pengembangan energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 17,39% di tahun 2022.

Kepala Bidang Dinas , Sultanisah, menjelaskan, pengguna terbanyak energi awalnya berada di sektor rumah tangga. Namun sejak tiga tahun terkahir, Kabupaten menjadi daerah dengan penggunaan energi terbesar di Sulteng, seiring bertumbuhnya kawasan industri.

Dijelaskan juga, Pemprov Sulteng gencar mengkampanyekan untuk mencapai target EBT sebesar 25% secara nasional pada 2025.

Meski baru berada di angka 17,39%, namun Sultanisah mengklaim angka tersebut telah melampaui target nasional sebesar 15% EBT jenis energi panas bumu, air, surya, biomassa dan bayu.

“Ditargetkan 15 persen di tahun 2022, itu sudah kita lewati. Potensi energi air paling banyak di Sulteng mencapai 3.095 MW,” ujar Sultanisah, saat menjadi narasumber dalam dialog Pengembangan Energi Baru Terbarukan ke-2, di Taman Gor , Senin (11/12/2023).

BACA JUGA  Cegah Stunting, Kemendesa PDTT Tingkatkan Kapasitas Kader dan Bidan di Sulteng

Diakuinya juga, Pemprov Sulteng memiliki sejumlah kendalan menyangkut energi baru terbaruka seperti masalah lahan dan potensi EBT yang masuk dalam kawasan hutan konservasi.

“Tidak semua sungai di Sulawesi Tengah bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pembangkit. Harus diperhatikan aspek kontinuitas, stabil nggak sungainya. Kemudian ada titik panas bumi masuk di dalam hutan adat dan kawasan konservasi,” ungkap Sultanisah.

Sultan menambahkan, kendala lain yang kerap dihadapi yakni, tingginya biaya dan skema bisnis yang belum optimal. Kemudian interkoneksi masih terbatas, pengembangan EBT skala besar jadi kewenangan pusat, lemahnya koordinasi perizinan, hingga minimnya pelaporan dan informasi penggunaan energi oleh pelaku usaha.

BACA JUGA  10 Rumah Terdampak Banjir di Kabupaten Buol