Kampanye Keanekaragaman Hayati, Pemkot Palu Fokus pada Ekonomi Hijau
Madika, Palu – Wali Kota Palu, yang diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Palu, dr. Husaema, secara resmi membuka Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati tingkat Kota Palu pada Rabu, (22/5/2024).
Kegiatan ini dipusatkan di Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, dengan tema “Be Part Of Plan” atau “Jadilah Bagian dari Rencana.” Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu.
Dalam sambutannya, dr. Husaema menyampaikan pentingnya keanekaragaman hayati yang dipahami sebagai upaya pelestarian berbagai macam tanaman, hewan, dan mikroorganisme.
“Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati dimaksudkan untuk mengingatkan kita tentang potensi ancaman hilangnya keanekaragaman hayati, termasuk kesehatan makhluk hidup,” ujarnya.
Asisten menjelaskan bahwa hilangnya keanekaragaman hayati terbukti dapat menyebabkan tersebarnya penyakit zoonosis.
Keberadaan keanekaragaman hayati sendiri merupakan alat yang hebat untuk melawan berbagai jenis penyakit.
“Salah satu masalah yang terkait dengan keanekaragaman hayati adalah berkurangnya spesies secara signifikan akibat aktivitas manusia, bahkan hilangnya keanekaragaman hayati sebagai aset global yang sangat berharga untuk generasi mendatang,” tambahnya.
Karena itu, lanjut dr. Husaema, setiap individu perlu menjaga lingkungan sebagai bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
“Penting bagi kita untuk terlibat dalam peningkatan kesadaran publik tentang topik ini. Pemerintah Kota Palu perlu mengkampanyekan dan merayakan Hari Keanekaragaman Hayati setiap tahunnya,” tegasnya.
Indonesia, kata asisten, dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa dan dijuluki sebagai mega biodiversity atau negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat besar dan tingkat endemik yang sangat tinggi.
Lebih dari 10 persen keanekaragaman flora dan fauna dunia ditemukan di Indonesia, termasuk babirusa, tarsius, anoa, ribuan spesies burung, dan spesies tanaman.
“Hutan kita merupakan rumah bagi 12 persen mamalia dunia, 16 persen reptil dan amfibi, serta 17 persen spesies burung. Lebih dari 10.000 spesies pohon tercatat tumbuh di seluruh Indonesia, dan masih banyak lagi spesies yang menunggu untuk ditemukan,” ungkap dr. Husaema.
Selain itu, perairan nusantara yang luasnya 3,1 juta kilometer persegi menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi atau marine megadiversity.
“Kita memiliki 700 jenis rumput laut, 450 jenis karang batu, lebih dari 1.500 jenis moluska, dan lebih dari 2.000 jenis ikan,” paparnya.
Dr. Husaema juga menyatakan bahwa Kota Palu saat ini fokus pada penerapan konsep ekonomi hijau. Dalam penerapannya, diperlukan perubahan paradigma dan gaya hidup yang adil bagi berbagai kelompok masyarakat, serta memberikan penghematan dan peningkatan daya guna ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
“Ekonomi hijau dimaksudkan untuk melibatkan masyarakat secara produktif dalam perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Konsep ini, menurut asisten, terintegrasi dan dapat diimplementasikan sesuai arah pembangunan Kota Palu yang pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment.
“Hal ini tentu memerlukan kerjasama semua pihak untuk menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal sederhana seperti hemat air dan energi serta menanam pohon. Seperti yang akan kita lakukan hari ini, yakni penanaman pohon bambu di sepanjang bantaran sungai dan perairan terbuka,” tutup dr. Husaema.
Tinggalkan Balasan