Madika, – Taman Baca Masyarakat (TBM) Buluri bersama Komunitas Hutan Terakhir () menginisiasi gerakan literasi untuk melawan pertambangan.

Gerakan ini dilakukan dengan membuka donasi buku bekas dan baru serta buletin yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan pertambangan.

Mayong Pratama, Ketua TBM Buluri, menyampaikan bahwa buku sering diabaikan di era digital saat ini. Namun, menumbuhkan minat baca melalui buku tetap menjadi fokus mereka.

“Kami ingin menghadirkan buku di tengah masyarakat, terutama di lingkungan pertambangan,” kata Mayong.

Gerakan literasi ini bertujuan membuka perpustakaan warga. Mayong berharap donasi buku ini mendapat respon dari publik.

BACA JUGA  Ribuan Umat Muhammadiyah di Palu Gelar Shalat Idul Adha

Arman, Dinamisator , menekankan pentingnya membaca sebagai bentuk perlawanan. “Apa yang kita lawan adalah ketidaktahuan terhadap apa yang ada di sekitar kita,” ujar Arman.

, membaca buku-buku terkait lingkungan dan hak-hak warga lingkar tambang dapat memberikan referensi yang diperlukan untuk memperkuat perspektif hukum warga.

“Dengan membaca, kita mendapatkan banyak referensi terkait hak kita sebagai warga lingkar tambang,” ungkap Arman.

Gerakan literasi ini diharapkan dapat mendidik masyarakat untuk melawan dengan cara yang lebih terdidik dan memperkuat pengetahuan tentang hak-hak lingkungan mereka.

“Sebagai warga, kita berhak atas udara yang bersih dan sehat serta sumber mata air yang tetap terjaga kelestariannya,” tambah Arman.

BACA JUGA  Festival Film Pelajar 2024, Menggali Potensi Sineas Muda Sulawesi Tengah