, Palu – Ketua Satgas Pelaksana Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Pasca Gempa Bumi, Likuefaksi, dan Tsunami di Sulawesi Tengah, Arie Setiadi Moerwanto, menegaskan bahwa program CSRRP berhasil menciptakan hunian tetap (huntap), infrastruktur pemukiman yang aman, serta fasilitas publik seperti rumah sakit, , dan kantor yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Selama lebih dari empat tahun, kami mengimplementasikan konsep Build Back Better dengan fokus pada bangunan tahan gempa, desain ramah lingkungan, serta mempertimbangkan aspek gender dan aksesibilitas. Saat ini, 90% warga terdampak sudah dapat mengakses fasilitas yang memenuhi standar teknis,” jelas Arie dalam keterangan persnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat () melalui proyek Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) menyelesaikan berbagai proyek besar untuk rehabilitasi dan wilayah terdampak bencana gempa bumi, likuefaksi, dan tsunami pada 2018.

Program ini berlangsung selama 4,5 tahun dengan total investasi sebesar Rp 1,99 triliun. CSRRP berhasil membangun hunian tetap, memperkuat infrastruktur permukiman, dan menyediakan fasilitas publik yang menerapkan prinsip Build Back Better.

CSRRP yang dilaksanakan di , Kabupaten Sigi, dan Kabupaten bertujuan meningkatkan infrastruktur dan menyediakan hunian aman bagi masyarakat terdampak.

BACA JUGA  Skandal Pilkada Morowali, Tujuh Anggota PPK Diduga Tawarkan Konspirasi Politik Uang

Proyek ini menekankan ketangguhan, keberlanjutan, dan inklusivitas demi memperbaiki kualitas hidup masyarakat pascabencana.

Program ini berhasil membangun 3.880 unit huntap, merekonstruksi 17 dan 1 universitas, serta membangun 7 fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan puskesmas.

Selain itu, lebih dari 51 kilometer jalan permukiman dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas, dan lebih dari 1.000 titik penerangan jalan umum (PJU) dipasang demi mendukung kenyamanan warga.

Menurut evaluasi yang dilakukan lembaga Evaluation Study Consultant (ESC), lebih dari 90% penerima manfaat mengaku puas dengan kualitas rumah dan fasilitas yang disediakan melalui program ini.

CSRRP mengusung pendekatan Build Back Better (BBB) yang bertujuan tidak hanya memulihkan kondisi seperti semula tetapi juga meningkatkan kualitas infrastruktur. Lima prinsip utama yang diterapkan dalam pendekatan ini meliputi:

BACA JUGA  Dianggap Meresahkan, Sembilan Juru Parkir Liar Diamankan Dishub Kota Palu

Akses Universal – Semua fasilitas dirancang agar dapat diakses oleh semua kelompok masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

Tahan Gempa – Bangunan dirancang sesuai standar nasional untuk menghadapi bencana gempa.

Water Sustainable Urban Design – Pembangunan dilakukan dengan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan, termasuk kolam retensi dan pengelolaan air hujan.

Responsif Gender – Partisipasi perempuan dalam proses rehabilitasi diutamakan, termasuk upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.

Bangunan Hijau – Bangunan dirancang hemat energi untuk mendukung efisiensi.

Program CSRRP juga merekonstruksi fasilitas publik seperti rumah sakit, , dan kantor pemerintah yang menjadi kebutuhan mendesak masyarakat.

Selain itu, infrastruktur lingkungan di 27 kelurahan/desa juga dibangun dengan anggaran Rp 45,08 miliar. Infrastruktur ini mencakup drainase, ruang terbuka hijau (RTH), dan tempat pengolahan sampah berbasis reduce, reuse, recycle (TPS3R).

BACA JUGA  Polisi Usut Kekerasan di SMP Negeri 4 Touna, Kepala Sekolah Diduga Terlibat

Dari total investasi sebesar Rp 1,99 triliun, menerima alokasi terbesar sebesar 69,9% karena kerusakan di wilayah ini paling signifikan. Kabupaten Sigi mendapatkan 15,2% dari total investasi, sementara Kabupaten memperoleh 14,8%.

Hasil evaluasi ESC menunjukkan bahwa lebih dari 90% masyarakat penerima manfaat puas dengan hasil proyek, terutama terkait hunian, fasilitas pendidikan, dan layanan kesehatan.

Arie Setiadi Moerwanto, berharap infrastruktur yang telah dibangun dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah untuk memastikan manfaatnya tetap berkelanjutan.

“Keberhasilan program ini bukan hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Kami berharap fasilitas ini terus digunakan untuk mendukung kehidupan masyarakat,” ungkap Arie.