Madika, Palu – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) , mengusulkan pengaktifan kembali pelayanan jam disejumlah puskesmas yang dimiliki Kota (Pemkot). Usulan itu didasari atas sejumlah kasus ibu melahirkan yang tidak tertangani oleh pihak rumah sakit.

“Beberapa hari terakhir, kita dihebohkan dengan kasus ibu melahirkan di mobil akibat tidak mendapat pelayanan di rumah sakit. Ini tamparan keras buat kita semua, yang seharus bertanggung jawab atas kejadian tersebut,”kata Wakil Ketua II Rizal Dg Sewang, dikonfirmasi Rabu, (25/08/2021).

Lanjut Rizal,”Saran kami di DPRD sebaiknya pelayanan 24 jam dimasing-masing puskesmas kembali dilakukan. Dengan tujuan, jika rumah sakit mengalami over kapasitas, maka bisa di rujuk ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan awal”.

BACA JUGA  Tiga Produk Unggulan Sulteng Tampil di Kekayaan Intelektual Expo 2024

Politisi ini juga mengaku, Pemkot tidak perlu sungkan untuk melanjutkan gagasan pemerintahan sebelumnya. Sebab, pelayanan 24jam di puskesmas tidak hanya bertujuan mengantisipasi terjadinya ibu melahirkan di mobil, namun juga menjadi alternatif warga untuk mendapat pertolongan pertama selain pergi ke rumah sakit.

“Yang terjadi saat ini banyak masyarakat juga khawatir untuk datang ke rumah sakit. Jadi pelayanan 24 jam di puskesmas itu perlu.” Katanya.

Menurutnya Rizal, jika Pemkot berdalih terkendala anggaran. Maka ada banyak solusi untuk mengantisipasi hal itu, salah satunya mengoptimalkan dana CSR untuk menunjang pembangunan sehingga APBD bisa di fokuskan pada pemenuhan hak dasar.

“Agak ironis, untuk penanganan sampah berhutang. Sementara pemenuhan hak dasar masyarakat yang diatur dalam perundang-undangan terabaikan,”pungkasnya.

BACA JUGA  Sulawesi Tengah Segera Miliki Rumah Sakit Kaum Dhuafa

Sementara Ketua , Mutmainah Korona menyarankan , segera mengevaluasi terkait pelayanan ibu melahirkan di rumah sakit di tengah pandemi.

“Menurut saya Ini sudah menjadi urgen disituasi pandemi ini, ada banyak ibu yang mau akan melahirkan dan mengalami banyak problem karena situasi pandemi -19, baik mereka sebagai pasien maupun tidak. Sedih sekali rasanya jika hal ini terjadi dan saya berharap ini menampar kita semua. Dan tak boleh berulang lagi, harus segera dibenahi.” Katanya.

Dirinya juga menyarankan agar seluruh pihak duduk bersama. Sebab, persoalan ini bukan hal yang patut dipandang sebelah mata karena menyangkut nyawa masyarakat.

“Pak juga harus mendengar suara dari kalangan bawah melalui kami. Jangan hanya mendengar laporan yang mengenakan telinga saja,”Tandasnya.(SOB)

BACA JUGA  Pemkab Sigi Gratiskan Rapid Tes Bagi Warganya