Rencana Tambang Bawah Tanah di Poboya Dinilai Ancam Kelangsungan Hidup Warga Palu
Madika, Palu – Rencana eksploitasi sumber daya alam (SDA) dengan metode tambang bawah tanah oleh Citra Palu Mineral (CPM) dan Macmahon di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, menuai kritik tajam.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Wahyu Perdana Putra, menilai aktivitas ini berisiko tinggi bagi warga Kota Palu, terutama terkait pencemaran air dan potensi bencana alam.
“Metode tambang bawah tanah yang dilakukan CPM berpotensi mencemari saluran air bawah tanah yang dikonsumsi warga. Jika air tercemar, tentu dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat Kota Palu,” ujar Putra, melalui keterangan tertulisnya Kamis (6/2/2024).
Tak hanya soal air, ia juga menyoroti risiko pergerakan sesar yang ada di wilayah Poboya akibat aktivitas tambang ini. Menurutnya, eksploitasi dengan metode tersebut bisa meningkatkan ancaman gempa bumi dan tanah longsor.
“Perusahaan seharusnya mempertimbangkan risiko ini dengan matang. Kawasan Poboya itu rawan longsor, apalagi jika terjadi gempa bumi. Belum lagi ada patahan aktif yang bisa bergerak kapan saja,” jelasnya.
Putra juga menuding CPM dan Macmahon hanya mengejar keuntungan tanpa memperhitungkan dampak lingkungan yang ditimbulkan.
“Saya melihat perusahaan-perusahaan ini lebih fokus mencari profit ketimbang peduli terhadap ancaman lingkungan dan keselamatan warga,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa GMNI akan terus mengawasi aktivitas tambang di Poboya dan tidak akan tinggal diam jika terjadi ancaman nyata bagi masyarakat.
“Kami akan terus memantau dan mengecam segala bentuk kegiatan yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup masyarakat Palu,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan