, Palu – Rencana eksploitasi sumber daya alam (SDA) dengan metode oleh Citra Palu Mineral () dan Macmahon di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, menuai kritik tajam.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Wahyu Perdana Putra, menilai aktivitas ini berisiko tinggi bagi warga , terutama terkait pencemaran air dan potensi alam.

“Metode yang dilakukan berpotensi mencemari saluran air bawah tanah yang dikonsumsi warga. Jika air tercemar, tentu dampaknya akan sangat berbahaya bagi masyarakat ,” ujar Putra, melalui keterangan tertulisnya Kamis (6/2/).

Tak hanya soal air, ia juga menyoroti risiko pergerakan sesar yang ada di wilayah Poboya akibat aktivitas tambang ini. Menurutnya, eksploitasi dengan metode tersebut bisa meningkatkan ancaman gempa bumi dan tanah longsor.

BACA JUGA  Hadianto-Imelda Dilantik, Rapat Perdana Pemkot Palu Digelar 3 Maret

“Perusahaan seharusnya mempertimbangkan risiko ini dengan matang. Kawasan Poboya itu rawan longsor, apalagi jika terjadi gempa bumi. Belum lagi ada patahan aktif yang bisa bergerak kapan saja,” jelasnya.

Putra juga menuding CPM dan Macmahon hanya mengejar keuntungan tanpa memperhitungkan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

“Saya melihat perusahaan-perusahaan ini lebih fokus mencari profit ketimbang peduli terhadap ancaman lingkungan dan keselamatan warga,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa GMNI akan terus mengawasi aktivitas tambang di Poboya dan tidak akan tinggal diam jika terjadi ancaman nyata bagi masyarakat.

“Kami akan terus memantau dan mengecam segala bentuk kegiatan yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup masyarakat Palu,” pungkasnya.

BACA JUGA  Wiwik Minta Ispektorat Pastikan Pemenuhan Hak Anak Jadi Kegiatan OPD