Jennifer Sierra Saino, Peraih Gelar Sarjana Kedokteran Termuda Unhas Yang Ingin Mendedikasikan Diri Bagi Masyarakat Sulteng
Madika, Palu – Kesehatan menjadi hal mahal, terlebih dikondisi Pandemi saat ini. Pelbagai cara dilakukan oleh orang-orang di negeri ini agar tetap sehat. Di tengah kesulitan dan masih banyaknya masyarakat terabaikan akan pelayanan kesehatan, ‘lahir' lah seorang gadis dengan cita-cita serta niat tulus dan mulia.
Namanya Jennifer Sierra Saino. Gadis 19 tahun asal Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang baru meraih gelar sarjana kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Diusianya yang cukup muda, gadis ini berkomitmen untuk mendedikasikan diri demi memberikan pelayanan kesehatan gratis.
Siapa sangka, komitmen itu tumbuh dengan sendirinya. Bermula dari cita-cita yang akhirnya menjadi nyata. Tak ada paksaan ataupun dorongan dari kedua orang tuanya. Menjadi dokter adalah impian, mendedikasikan diri bagi masyarakat adalah mutlak keinginannya.
Gelar sarjana kedokteran itu ia raih diusianya yang cukup muda. Mungkin termuda asal Sulawesi Tengah. Hanya dengan waktu tiga setengah tahun, dirinya mampu menyelesaikan tahapan demi tahapan menuju profesi sebagai seorang dokter
.“Yang pasti bangga, sejak awal memang targetnya lulus tahun ini tapi itu bukan alasan saya untuk jadi tertekan atau menjadikan itu sebuah beban. Jadi saya jalani saja sebagaimana mestinya,” kata Jeje ditemui, Jumat (24/09/2021).
Niat mulia mengabdikan diri untuk masyarakat Sulteng, pun pelbagai torehan prestasi seakan tak lepas dari andil orang tuanya. Istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, semakin layak dilekatkan pada diri Jeje.
Anak sulung pasang Farden Saino dan Susy Kurniawan, sejak dini telah berulangkali membuat bangga orang tuanya. Terbukti saat mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jeje menjadi salah seorang siswa yang masuk kelas akselerasi. Bahkan beberapa kali mewakili sekolah untuk mengikuti pelbagai ajang akademik membawa nama Kota Palu.
Layaknya padi menguning yang kian merunduk, di tengah pelbagai kemampuan finansial serta fasilitas yang dimiliki orang tuanya, gadis berkacamata ini teguh pada komitmennya ‘kembali ke Sulteng' demi memberikan pelayanan kesehatan gratis.
“Tidak masalah mau di tempatkan dimana, asal kembali ke Sulteng,”harap Jeje.
Materi seakan menjadi nomor dua dalam hidupnya. Senyum bahagia orang lain adalah hal utama bagi Jeje.
“Kalaupun di tempatkan di pelosok tidak masalah. Meskipun mereka berobat tidak membayar tidak masalah. Dan kalau nanti buka tempat praktek, kalau ada orang yang tidak mampu bayar tidak masalah.” kata Jeje sembari tersenyum bahagia.
Farden sang ayah mengaku tidak pernah membatasi ataupun mengatur sang anak untuk meraih hal yang diinginkan. Menurutnya, tugas orang tua hanya membimbing serta mengedukasi agar dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Pun sang ibu mengaku, minat Jeje untuk menjadi dokter tumbuh sedari dini. Kebiasaan membaca serta ingin berguna bagi orang lain tumbuh dengan sendirinya.
“Kalau orang tidak punya uang masih mau diobati?, dia menjawab iya. Jadi memang dari kecil dia (Jeje,red) mau berguna untuk orang lain,”ungkap Susy mengenang obrolannya bersama Jeje.
Tinggalkan Balasan