Madika, Donggala – SMP Negeri 4 Donggala di Kelurahan Kabonga Besar, Kecamatan Banawa, terus memperkuat upaya pencegahan putus sekolah dengan pendekatan humanis. Sekolah menegaskan tidak ada alasan bagi siswa meninggalkan bangku pendidikan hanya karena masalah non-akademik yang dapat diselesaikan bersama.

Dalam dua tahun terakhir, masih ditemukan beberapa kasus siswa yang berhenti sekolah. Namun, pihak sekolah bergerak cepat setiap kali mendapati tanda-tanda siswa jarang hadir. Guru langsung mendatangi rumah siswa untuk mengetahui penyebabnya dan membantu memulihkan motivasi belajar mereka.

Kepala SMPN 4 Banawa, Abdul Sjahaid, menjelaskan bahwa penyebab utama siswa berhenti sekolah bukan karena kemampuan akademik yang rendah, melainkan faktor ekonomi keluarga, kurangnya perhatian lingkungan, hingga pengaruh pergaulan.

BACA JUGA  Sirenja Raih Juara Umum Festival Tunas Bahasa Ibu Donggala 2025

“Anak-anak tidak berhenti sekolah karena bodoh. Biasanya ada persoalan lain, seperti ekonomi atau kurangnya dukungan lingkungan,” ujar Abdul Sjahaid saat dikonfirmasi, Rabu (23/10/2025).

Ia menambahkan, sekolah mendorong guru agar tidak bersikap menghakimi, melainkan memberikan pendampingan secara persuasif. Kolaborasi juga diperluas dengan melibatkan orang tua serta tokoh masyarakat, termasuk pengurus masjid setempat, untuk membantu mengawasi aktivitas siswa di luar jam sekolah.

Pendekatan tersebut dinilai efektif menciptakan rasa aman dan diterima bagi siswa yang berpotensi putus sekolah. Prinsip yang dipegang SMPN 4 Banawa sederhana: memastikan setiap siswa hadir hari ini, karena itu menjadi langkah penting menjaga masa depan pendidikan mereka.

BACA JUGA  Warga Layanan Minta Infrastruktur dan Peningkatan Ekonomi