Madika, Palu – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menerima audiensi dari Direktorat Pamong Budaya Ahli Pertama, Rustam bersama rombongan di Ruang Kerja Gubernur, Kamis (4/12/2025).

Pertemuan itu turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng, Andi Kamal Lembah, dan membahas tindak lanjut penetapan kawasan Lore Lindu dalam keputusan sidang Komite Warisan Dunia UNESCO di Paris pada Juli lalu.

Rustam menjelaskan bahwa perkembangan setelah sidang di Paris bergerak cepat dan membuka peluang besar untuk percepatan tahap asesmen.

Ia menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan arahan langsung dari Gubernur untuk memastikan seluruh langkah teknis berjalan tepat sasaran.

“Proses menuju penetapan warisan dunia ini adalah maraton panjang yang harus ditempuh bersama. Kehadiran kami di sini untuk memastikan semuanya berada dalam komando yang jelas,” ujar Rustam.

BACA JUGA  Akses Pendidikan di Daerah Terpencil Jadi Fokus Utama Pemprov Sulteng

Ia menambahkan bahwa tahun 2025 menjadi tonggak penting setelah Lore Lindu mendapatkan pengakuan awal dari UNESCO, dan berharap tim teknis di bawah arahan Gubernur dapat bekerja lebih solid.

Gubernur Anwar Hafid menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap warisan budaya Sulawesi Tengah. Ia menegaskan bahwa pengakuan tersebut adalah modal penting bagi pembangunan daerah.

“Penetapan Lore Lindu sebagai warisan dunia bukan hanya kebanggaan, tetapi peluang besar bagi pembangunan Sulawesi Tengah. Kami akan bekerja erat dengan Poso dan Sigi untuk memperkuat kesiapan kawasan ini,” tegas Gubernur.

Gubernur juga menyoroti keterbelakangan infrastruktur di dua daerah itu, sehingga pemerintah provinsi menempatkannya sebagai prioritas.

BACA JUGA  Gubernur Sulteng Lepas Peserta Trail Adventure “Berani Jelajah Bumi Tadulako”

Menurutnya, perbaikan akses akan membuka ruang lebih luas untuk penelitian, edukasi, dan wisata budaya. Ia turut membagikan pengalamannya saat bermalam di lokasi megalitik dan melihat langsung kekayaan budaya yang dimiliki Lore Lindu.

“Kawasan ini luar biasa. Tinggalannya bukan hanya bernilai sejarah, tetapi juga aset pembangunan yang harus kita jaga bersama,” tambahnya.

Dalam pertemuan itu, Gubernur menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mengikuti arahan kementerian, terlebih setelah MOU antara Pemprov Sulteng dan Kementerian Kebudayaan diteken.

Ia menyebut bahwa Lore Lindu harus dipersiapkan sebagai destinasi unggulan yang mampu mengangkat nama Sulawesi Tengah di tingkat nasional maupun internasional.

Tim Kementerian Kebudayaan juga menyerahkan berkas penetapan sepuluh Warisan Budaya Takbenda serta Cagar Budaya Bokeknya, bagian dari situs megalitik Lore Lindu. Agenda penyerahan penghargaan dijadwalkan berlangsung pada 15–16 Desember mendatang.

BACA JUGA  Mulyono: Pengambilan Sumpah dan Janji ASN Bukan Sekadar Seremonial

Pertemuan ditutup dengan sesi foto bersama, diiringi harapan bahwa proses menuju penetapan Lore Lindu sebagai warisan dunia membawa manfaat besar bagi masyarakat Sulawesi Tengah.