Madika, Palu – Miris, tak hanya harus berjuang melalui pelbagai seleksi. Pesepak bola asal yang lolos mewakili Provinsi Sulawesi Tengah ke Liga TopSokor Nasional 2022, harus menjadi seperti pengemis demi memperoleh sumbangan untuk berjuang di kanca nasional.

Hal itu disebabkan, tidak adanya dukungan dana dari pemeritah kota maupaun provinsi sulawesi tengah (Sulteng). Seperti kritik pedas yang diutarakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) , Dalam rapat membahas peraturan daerah di Ruang Sidang Utama DPRD, Selasa (21/06/2022).

Seperti yang di kemukakan Ketua PKB, H. Nanang. Menurutnya pemerintah tidak perlu lagi melihat apakah liga tersebut dalam naungan atau bukan. Bagi dia, yang terpenting adalah bagaimana pemerintah mensuport anak-anak yang memiliki talenta dan semangat yang kuat berjuang untuk membawa nama daerah.

“Ini anak-anak kita tidak bisa diakomodir pemerintah. Bayangkan anak kita sendiri tapi tidak bisa kita urus, ini namanya zolim. Bukan persoalan cabornya apa. Tetapi, apapun itu ketika membawa nama daerah harus ada perhatian spesial dari kita semua, utamanya pemerintah daerah, dan ini bukan pertamakali terjadi di ,” tegas Nanang.

BACA JUGA  Dua Pegawai Lapas Palu Jadi Bandar Narkotika, Sabu Seberat 3,9 Kg Diamankan

Dirinya menganggap jangan ada lagi perjuangan sulit yang dialami atlet-atlet asal Kota Palu saat ingin berkompetisi di level nasional. Sehingga ia menegaskan, harusnya pemerintah memberi support yang besar kepada semangat anak-anak yang ingin memgharumkan nama daerah.

“Anak-anak kita ini semangatnya sangat besar harusnya kita support. Semangatnya dimana ? mereka rela mencari sumbangan kiri kanan hanya demi mengharumkan nama daerah ini. Jangan nanti ketika mereka sukses baru pemerintah mengklaim. Tetapi dalam proses perjuangan sulit atlet hingga menggapai titik kesuksesan, kita tidak pernah melihat bagaimana usaha mereka itu,”lanjutnya.

Sehingga ia meminta kepada Plt Asiten II Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Kota Palu untuk menyampaikan masalah tersebut kepada Wali Kota Palu, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua untuk dijadikan perhatian.

”Kami minta pak Plt untuk menyampaikan kepada Pak Wali Kota bahwa akan ada anak-anak kita yang akan berangkat ke Jakarta yang belum mendapat respon pemerintah. Ini sangat miris, apalagi belia (Walikota) kita ini Ketua , harusnya memahami masalah ini,” tegas Nanang.

BACA JUGA  Arnold: Manfaatkan Layanan Publik SP4N- LAPOR

Senada, , asal Golkar mengaku sangat mendukung apa yang disampaikan H. Nanang.

Selaku penggiat sepak bola sangat mengetahui bahwa untuk Liga TopSkor Seri Sulteng, ada tiga tim dari dua kelompok umur yang harusnya membawa nama Sulteng di level nasional. Pertama, SSB Rauf Junior dan SSB Garuda Kabonena di kelompk umur 17 tahun, dan kelompok umur 14 SSB Labuan Beru asal Kelurahan Taipa.

“Yang saya dengar satu tim sudah menyatakan ketidak siapan mereka ke Jakarta karena masalah biaya. Yaitu SSB Labuan Beru. Konon mereka sudah berupaya menemui pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Palu tetapi semuanya nihil,” katanya.

Farden menambahkan, masalah seperti ini sudah sering terjadi, bahkan dialami oleh Witan Sulaeman saat baru mau berjuang meniti karir.

“Contoh Witan Sulaeman waktu masih umur 13 tahun, kita atur hingga pemberangkatannya,. Witan itu salah satu dari lima orang anak Palu yang ingin bersaing di Jakarta, kami inapkan di hotel saya mereka dan kita lepas di tempat saya. Tetapi ketika dia berhasil seperti sekarang ini, pemerintah mengklaim bahwa itu adalah hasil usaha pemerintah,” terangnya.

BACA JUGA  Jamaah Haji Asal Sulteng Meninggal di Tanah Suci

Sementara Ketua Frkasi DPI Perjuangan, Achmad Alayidrus, mengaku sangat prihati dengan hal tersebut. Menurutnya, hal-hal seperti ini tidak perlu terjadi apabila pemerintah pekah. Terlebih dirinya menyebut, Walikota Palu yang sebelumnya dengan gamblang mengaku akan mendukung peningkatan atlet sepak bola justru terkesan abai.

“Harusnya hal begini tidak perlu terjadi. Kalau pemerintah komitmen dengan ucapanya memajukan sepakbola. Sekarang kalau begini, anak-anak dibikin kaya pengemis, minta bantuan kesana kemari. Kan ini bikin malu,” kata Nico sapaan akrabnya.

Dirinya juga menegaskan, banyak cara dapat mendukung atlet daerah apabila pemerintah kota merasa terbebani. Salah satunya dengan mengoptimalkan pengelolaan dan CSR.

“Banyak cara bisa dikakukan untuk mendukung mereka. Inikan tergantung kemauan, mau tidak pemerintah dukung.” Tegasnya.

Sebelumnya, saat paripurna para pesepak bola yang tergabung dalam club SSB Garuda Kabonena mendatangi kantor DPRD demi meminta dukungan dana agar dapat bertanding di Liga TopSkor 2022.(Sob)