Madika, Sigi – Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat memiliki berbagai tradisi yang dilakukan sebagai bentuk persiapan menyambut bulan . Salah satu diantaranya adalah tradisi Mabaca-baca yang dilakukan oleh Suku Bugis.

Mabaca-baca merupakan tradisi yang melibatkan penyajian nasi ketan, kari ayam, telur, dan berbagai macam menu lainnya serta aneka buah-buahan.

Selain itu, dupa tradisional juga dibakar dan ditempatkan di dekat sajian untuk memberikan dan penghormatan.

Andi Sukma, warga desa Potoya Kecamatan Dolo, masih menjalankan tradisi Mabaca-baca bersama keluarganya. Hal ini dimulai dengan menyiapkan makanan yang akan disantap bersama keluarga, seperti kari ayam, pisang, nasi ketan, dan telur.

Namun sebelum disantap, sajian terlebih dahulu didoakan oleh ustadz atau imam mesjid. Mabaca-baca sendiri adalah ungkapan doa agar seluruh anggota keluarga tetap dalam keadaan sehat dan mendapatkan berkah selama menjalankan ibadah . Selain itu, doa juga dipanjatkan untuk mengenang sanak keluarga yang telah meninggal dunia.

BACA JUGA  BMKG Kembali Ingatkan Dahsyatnya Dampak Perubahan Iklim

Tradisi Mabaca-baca sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Suku Bugis selama turun temurun. Selain tradisi tersebut, masyarakat juga memiliki tradisi lain dalam menyambut Ramadhan, seperti mengunjungi makam keluarga sambil membersihkan dan mendoakan para leluhur.

“Jadi tiap masuk , kami memang membuat ritual ini sudah turun-temurun ,yaitibsebagai rasa syukur bisa diberikan menyambut puasa, selain itu kami juga ingin mendoakan sanak keluarga yang lebih dahulu menghadap yang maha kuasa. ” Ujarnya.

Diharapkan tradisi-tradisi seperti ini dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya, sehingga keragaman budaya tetap terjaga dan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.(Qila)

BACA JUGA  Wali Kota Palu Resmikan Lapangan Sepak Takraw di Kayumalue Ngapa