MadikaPersatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini sedang menghitung konsekuensi terkait kemungkinan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di . Hal ini terjadi setelah masyarakat menolak kehadiran timnas Israel yang juga menjadi peserta pada ajang tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dan Menteri Pemuda dan saat itu, Zainudin Amali, menjamin keamanan bagi timnas untuk bermain di .

Namun, penolakan tersebut semakin meningkat dan memunculkan pernyataan penolakan dari beberapa kelompok masyarakat melalui media dan rilis terbuka kepada media massa nasional.

“Soal , saya rasa sudah ada kesepakatan dengan pemerintah pada tahun lalu 2021. Siapa pun yang datang, bisa bermain. Israel tetap kami akomodasi,” kata Iriawan pada 26 Juni 2022, dilansir dari CNN Indonesia, Senin (27/3/2023).

BACA JUGA  DPD PDIP Sulteng Akan Bentuk Desk Khusus Relawan Ganjar Pranowo

Polemik ini belum mendapatkan solusi pasti dan masih menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat Indonesia. Penolakan Israel oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sangat dipengaruhi oleh persoalan politik yang terjadi antara Indonesia dan Israel.

Selain Iriawan, Menteri Pemuda dan (Menpora), Zainudin Amali juga mengungkapkan hal yang sama. Dirinya juga meminta masyarakat Indonesia tidak mencapur adukan ursuan politik dan .

“Sudah kami bahas sejak 2019. Semua negara yang lolos menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023, dipersilakan untuk bermain. Pasti pihak keamanan kita akan memberikan rasa aman,” ucap Zainudin.

Penolakan tersebut semakin memanas setelah Bali, I Wayan Koster menolak Israel bermain di Bali, dengan menulis surat kepada Menpora pada 14 Maret 2023. Surat tersebut merupakan salah satu faktor yang memperburuk situasi dan membuat PSSI harus menghitung konsekuensi terkait kemungkinan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.(*)

BACA JUGA  Prediksi Pertandingan BRI Liga 1 - Persebaya vs Persija, Peluang Menang Persebaya Lebih Besar Dari Persija