Madika, Donggala – Salubay merupakan desa di susun Tanjung Angin Nupabomba Kaputan Donggala atau yang dikenal dengan jalan trans Sulawesi kilometer 17 jalur kebun kopi.

Disinilah, Miftahul Ulum petani asal Donggala pemilik kebun stoberi mulai menanam bibit stroberi seluas kurang lebih 1 hektar.

Ulum bercerita bahwa ide menanam stroberi awalnya dilakukan oleh sang ayah dengan hanya diberi lima pohon stroberi oleh seorang teman pada tahun 2008. Dengan ketekunan dan kerja keras, jumlah pohon bertambah hingga mencapai 23 pohon dan terus dikembangkan, dan jumlah pohon stroberi saat ini mencapai 30 ribu diatas lahan 1 hektar.

Tidak hanya itu, buah dari jerih payahnya tersebut kini mulai dirasakan dengan membuka lahan baru dan telah ditanami 10 ribu pohon stroberi.

BACA JUGA  Tingkatkan Wawasan, Fraksi PKS DPRD Palu Ikuti BIMTEK

“Awalnya stroberinya itu dibungkus di plastik dan diisi 5 biji kemudian digantung dan di jual di lapak depan rumah, awalnya tak ada yang percaya kalau ada stroberi di sulteng, namun dari waktu ke waktu sudah banyak yang kenal dan permintaan makin banyak sampai keluar daerah,”ucap Ulum.

Salah satu kunci keberhasilan Stroberi Salubay hingga dikenal masyarakat adalah, kemampuan Miftahul Ulum dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.

Ia telah berhasil memanfaatkan platform seperti Instagram dan Facebook untuk memperluas pasar dan mempertahankan kesetiaan pelanggan.

Pasar yang relatif stabil membantu mereka tetap berjalan meskipun sedang menghadapi tantangan cuaca yang mempengaruhi penurunan produksi.

Meski demikian, petani tetap berupaya memberikan pelayanan yang terjadwal dan berusaha memastikan kestabilan pasokan stroberi bagi pembeli.

BACA JUGA  Wagub Reny Ajak Perempuan Sulteng Tidak Takut Vaksin HPV

“Bibit produksi ini telah menjadi produsen dan pemasok stroberi berkualitas tinggi sejak tahun 2008. Wilayah pasar mencakup beberapa kabupaten hingga kota di wilayah sulteng seperti Tolitoli, Palu, Parigi dan sekitarnya.” Katanya.

Miftahul petani Stroberi asal Desa Salubay, Kabupaten Donggala. FOTO : Ist

Selain fokus pada kegiatan berkebun Stroberi Salubay, Mifttahul Ulum mengatakan juga telah membuka agrowisata sejak tahun 2017.

“Di tahun 2017 tempat ini menawarkan pengalaman agrowisata yang menarik bagi pengunjungnya. Dengan biaya masuk sebesar 30 ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati fasilitas tanpa batas memakan buah stroberi yang di petik langsung dari pohonnya.” Jelasnya.

Ia menambahkan Saat ini, ia Kembali mengembangkan jenis stroberi dan fokus pada budidaya stroberi lokal, serta mengembangkan stroberi varietas baru yakni jenis stroberi mencir yang bibitnya  diperoleh dari Bandung.

BACA JUGA  Permudah Pendataan Aset, Alkhairaat Sigi Luncurkan Apilikasi SAMINA ALKHAIRAAT

Meskipun Stroberi Salubay telah mencapai tingkat kesuksesan, Namun akses yang masih terbatas menjadi kendala. Kurangnya aksesibilitas dapat menghambat potensi pertumbuhan yang lebih besar lagi.

Kendala lain yang hadapinya adalah perawatan tanaman yang memerlukan perhatian ekstra setiap harinya, terutama saat musim hujan.

Stroberi Salubay adalah cerminan kisah sukses seorang petani yang menjadikan kebun stroberi mereka sebagai sumber penghidupan.

Dengan fokus pada kualitas, pelayanan terjadwal, dan pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi, mereka berhasil menembus pasar Sulawesi Tengah dan tetap menghadapi tantangan dengan tangguh.

Penulis : Qila