Madika, – Akademisi Universitas Tadulako, Muhammad Marzuki, mengungkapkan dalam prespektif ilmu pengetahuan situs megalit merupakan sebuah refleksi peradaban masa lalu yang kemudian memberikan nuansa pandangan baru.

“Megalit ini adalah simbol peradaban yang bisa menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang,” ucap Marzuki, menjawab tim humas Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS) , baru-baru ini.

Dosen Antropologi itu menjelaskan rencana pencanangan Sulteng 1000 megalit akan membuat Sulawesi Tengah tidak hanya dikenal sebagai daerah tambang dan . Tapi dikenal pula sebagai daerah yang mempunyai warisan megalitikum, yang merupakan peninggalan peradaban masa lalu yang luar biasa.

BACA JUGA  Lomba Baca Teks Proklamasi Fraksi PKS Dimenangkan Siswa SMA Katolik

, 1000 megalit tidak bermakna sebagai angka material yang jumlah megalitnya ada 1000, tapi ini adalah pesan sebuah kebesaran dan kehadiran peradaban yang luar biasa, yang akan melahirkan banyak aktivitas, kemudian berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Marzuki berharap agar semua stakeholder dan seluruh masyarakat kita terlibat bersama-sama dan melihat ini sebagai sebuah lompatan yang luar biasa, sehingga nantinya bisa melahirkan sebuah kegiatan, misalnya Festival Megalit sekaligus mengekspos hal-hal yang berkaitan dengan corak dan ragam budaya lokal serta masyarakat setempat.

“Sekali lagi ingin saya katakan bahwa ini sebuah peninggalan peradaban besar yang harusnya kita lestarikan, dijaga keberadaannya dengan harapan bisa membawa kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tengah,” tandas Marzuki.

BACA JUGA  LPAP El Capitan Tanam Ribuan Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Parigi

Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik ( Santik) , Sudaryano R Lamangkona, mengungkapkan Presiden Widodo beserta sejumlah menteri akan diundang dalam pencanangan Sulawesi Tengah .

Rencana pencanangan Sulawesi Tengah akan dilaksanakan pada Oktober 2023, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.

Penulis : Mikel