Pemprov Harap Peran Perguruan Tinggi Cetak Guru Vokasi
Madika, Palu – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengharapkan peran perguruan tinggi (PT) dalam mencetak guru vokasi.
Peran PT yang dimaksud salah satunya Universitas Tadulako (Untad). Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sulteng, Ma'mun Amir, saat sambutan rapat senat terbuka dan pengukuhan 12 guru besar Untad dan Dies Natalis ke-42, di Palu, Senin, (14/8/2023).
“Harapan saya dari perguruan tinggi bisa menghasilkan calon-calon guru vokasi. Kita sangat butuhkan ini. Ini sangat dibutuhkan peran kita bersama,” ujarnya.
Dengan kehadiran guru vokasi diharapkan bisa meningkat kualitas pendidikan di Sulawesi Tengah. Sebab menurutnya kualitas pendidikan salah satu faktor yang sangat terkait pengangguran dan kemiskinan.
Diberitakan, Wakil Gubernur H Ma'mun Amir, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah hanya dinikmati orang-orang tertentu. Ini mengacu masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Sulteng, sementara saat yang sama pertumbuhan ekonomi meningkat hingga 15 persen.
“Alhamdulillah, tingkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah cukup tinggi secara rata-rata nasional, nomor dua setelah Maluku. IPM kita juga cukup baik 70,28 poin. Tetapi menjadi masalah kemiskinan dan pengangguran kita masih tinggi. Artinya apa, masih dinikmati orang-orang tertentu saja,” ungkap Wagub dalam sambutannya saat menghadiri puncak Dies Natalis ke-42 Untad di Palu.
Diketahui, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Sulteng pada Maret 2023 sebesar 395.660 orang atau bertambah 5.950 orang dibandingkan dengan September 2022. Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 12,41 persen, naik 0,11 persen ketimbang September 2022. Sementara tingkat pengangguran terbuka Februari 2023 sebesar 3,49 persen, naik ketimbang Agustus 2022 yang hanya sebesar 3 persen.
Ma'mun mengatakan penanggulangan kemisikinan belum cukup memuaskan karena hanya baru bisa menurunkan 3 persen. Hal ini masih menjadi PR yang harus terus ditangani bersama oleh Pemda Sulteng.
“Penafsiran saya masih belum mampu kita menyelesaikan masalah kemiskinan,” ujarnya. Menurut Wagub, salah satu pemicu belum maksimalnya penanggulangan kemiskinan yaitu tidak tepatnya penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) program pemerintah pusat. Penerima BLT justru mereka yang tergolong masyarakat mampu.
Penulis : Mikel
Tinggalkan Balasan