BRIDA-TACB Gali Fakta Makam Imam Sya’ban
Madika, Palu – Makam Imam Sya’ban di Lolantang Pulau Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah, sudah ada sejak tahun 1608 H. Ini berdasarkan hasil penelusuran oleh Akademisi Universitas Tadulako, Pusat Penelitian Sejarah dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Sulteng.
Kata Ketua TACB Provinsi Sulteng, Dr Haliadi Sadi, dari angka tersebut menjadi temuan baru mengenai awal mula masuknya islam di kawasan Pulau Sulawesi. Demikian disampaikan saat wawancara secara daring dengan GPRTV Kemenkominfo pada Kamis, (5/10/2023).
“Kita memandang bahwa temuan ini sangat penting dalam perkembangan sejarah islam di nusantara maupun di Sulteng, sehingga perlunya dilakukan riset yang mendalam,” ucap Haliadi.
Haliadi mengatakan untuk tujuan tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) telah bekerjasama dengan TACB Sulteng melakukan riset untuk menggali lebih jauh terkait fakta makam Imam Sya’ban.
Observasi awal pada riset ini telah dilakukan sejak 4 tahun yang lalu, namun pemerintah setempat belum memberikan respon saat itu. Barulah dua tahun terakhir, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menyampaikan kepada khalayak, bahwa temuan dari penelitian ini sangat penting untuk dikembangkan.
“Dari pernyataan bapak Gubernur, maka BRIDA Provinsi merespon hal tersebut untuk dilakukan riset yang mendalam sebagai salah satu destinasi kosmopolitan di wilayah Banggai Kepulauan,” ujar Haliadi.
Bentuk peninggalan dari Imam Sya’ban ini yaitu situs berupa kuburan, yang mana terdapat dua kuburan di situs tersebut yaitu kuburan Kuadino yang dianggap sebagai Raja Banggai di abad ke-8 dan Imam Sya’ban yang mana pada masa itu masuk ke Banggai untuk mengenalkan islam di wilayah tersebut.
Setelah dilakukan penelitian, pada kuburan atau makam tersebut tetdapat tulisan aksara arab melayu yang menceritakan tentang meninggalnya Imam Sya’ban di tahun 1608 H.
Di sisi lainnya, terdapat juga tulisan berupa sebuah pesan yang menyampaikan bahwa kepada siapapun yang berziarah di makam tersebut untuk tidak memuja kuburan Imam Sya’ban.
Penulis : Mikel

Tinggalkan Balasan