Madika, – Menindaklanjuti keluhan masyarakat mayangkut maraknya gelandang dan pengemis (Gepeng). Pemerintah Kota (Pemkot) Palu terus berupaya mengoptimalkan peran dan fungsi dari rumah singgah di jalan Tomampe, Kecamatan Palu Barat yang didirikan sejak 2020.

“Sejak Januari sampai akhir Maret kemarin sudah ada 56 gepeng yang telah kami rehabilitasi.”kata Farhan, penanggung jawab rumah singgah nompelei ntodea Dinas Kota Palu, Kamis (01/04/2021).

Meski telah didirikan sejak 2020, Farhan mengaku pengoptimalan rumah singgah baru dilakukan sejak Hadianto Rasyid- dilantik sebagai walikota dan wakil .

“Efektifnya itu setelah pelantikan walikota baru. Dari 56 gepeng yang kita rehabilitasi, sehari itu ada dua orang yang diamankan oleh Satpol-PP,”lanjutnya.

BACA JUGA  Ronald: Honorer Diatas 5 Tahun, Harusnya Dapat Perlakuan Khusus

Farhan mengaku, pihaknya juga telah mengusulkan ke Walikota terkait program pemberdayaan dari orang tua gepeng yang berhasil terjaring. Sebab, tidak dapat dipungkiri menjadi alasan mendasar lahirnya gepeng.

“Kami sudah sampaikan ke pak wali agar orang tua dari anak-anak yang terjaring ini dijamin kehidupannya sampai mandiri. Karena memang menjadi alasan mendasar mereka. Kan mereka bisa dimasukan ke dalam program pemberdayaan yang ada. Dan alhamdulillah, pak wali merespon baik,”ungkapnya.

Selain alasan . Broken Home menjadi permasalahan mendasar lahirnya gepeng di palu, meski sebagai besar gepeng bekerja secara individual.

BACA JUGA  Secara Berturut-turut, Kota Palu Raih Penghargaan Pembangunan Daerah Kedua se-Indonesia

Dijelaskan juga, dari data yang diperoleh. Gepeng yang terjaring di kota palu, berasal dari beberapa daerah sekitar seperti, , , dan sebagai dari Makassar.

“Belum ada mobilisasi seperti di kota besar, semuanya murni individu. Kalau kota besar ada mobilisasi. Palu belum ya, bukan berarti tidak menutup kemungkinan,”pungkasnya.(Redaksi)