Dampak Letusan Gunung Marapi, BMKG Terbitkan Kode Merah Penerbangan
Berdasarkan berita SIGMET, ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 meter dpl, dan abu vulkanik bergerak ke arah Barat dengan kecepatan 65 km per jam. Pada jam 17.13 WIB pergerakan abu vulkanik berubah ke arah Barat Daya.
Selanjutnya pada jam 18.18 WIB pergerakan abu vulkanik menyebar ke arah Barat Laut dengan kecepatan 28 km per jam pada ketinggian sekitar 9.000 Mdpl sedangkan pada ketinggian 15.000 Mdpl bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 83 km per jam. Hingga akhirnya pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.52 WIB letusan aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye.
Hingga saat ini, BMKG terus memantau aktivitas Gunung Marapi melalui citra satelit cuaca dan berkoordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, dan VAAC Darwin.
Berdasarkan citra satelit cuaca terkini, sebaran abu vulkanik Gunung Marapi bergerak ke arah Barat Daya dan berdasarkan berita SIGMET ketinggian ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai 4.000 Mdpl. Bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik adalah Bandara Minangkabau.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra, menegaskan telah dilakukan pengamatan sebaran abu vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dengan hasil Negatif (Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang).
“Selanjutnya, BMKG menghimbau kepada setiap pelaku jasa penerbangan untuk melakukan update informasi mengenai perkembangan situasi dari kejadian letusan Gunung Marapi baik yang dikeluarkan oleh BMKG maupun pihak-pihak yang terkait,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan