Madika, Palu – Anggota DPR RI Dapil Sulteng dari Fraksi PDI Perjuangan, J Rumambi, menggelar sosialisasi bersama Mahasiswa STT Marturia Palu dan Pemuda Gereja Kota Palu, Senin (11/3/).

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir sebagai pemateri Pdt. Zakarias Wahyu Widodo, M.Th. Rumambi menyampaikan sejarah kelahiran kebangsaan, yang menyoroti pasca jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998.

mengungkapkan, signifikan seperti pencabutan TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Panca Sila (P4), pembubaran Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Panca Sila, dan penghapusan mata pelajaran Panca Sila sebagai mata pelajaran pokok di sekolah dan perguruan tinggi.

BACA JUGA  FKUB Sulteng Gencarkan Moderasi Beragama di Parigi Moutong

“Dalam perspektif Kristen Protestan, sebagaimana disampaikan berdasarkan Alkitab Yohanes 17:14-21, umat Kristen diharapkan untuk memberikan 100% hidupnya sebagai warga negara Indonesia namun tetap mempertahankan kewarganegaraan surgawi.” Kata Matindas.

Mereka diinstruksikan untuk menghayati partisipasi dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Panca Sila dan sebagai azas satu-satunya dalam kehidupan bermasyarakat, , dan bernegara.

Pdt. Zakarias Wahyu Widodo, M.Th., juga menekankan bahwa gereja dan negara adalah sama-sama “hamba Allah”, dengan peran gereja sebagai sahabat dan kawan sekerja Allah dalam mewujudkan tanda dan tata syalom Kerajaan Allah di bumi, yang dicirikan oleh perdamaian, keadilan, dan integritas ciptaan. Visi gereja adalah syalom Kerajaan Allah, dan misinya adalah bersaksi, bersekutu, dan melayani.

BACA JUGA  Dua Terduga Pelaku Narkotika Diamankan di Perbatasan Kabupaten Banggai-Touna

“Tantangan gereja dan orang Kristen di Indonesia dipetakan dalam tiga krisis, yaitu krisis kebangsaan, krisis ekologis, dan krisis oekumenis, serta satu tantangan, yaitu disrupsi digital.” Ungkap Pdt. Zakarias.

Matindas Rumambi menegaskan pentingnya gereja dan seluruh elemen masyarakat berjalan bersama untuk menegakkan empat pilar kebangsaan di tengah hutan rimba era digital, desa global, milenium ke-3, revolusi teknologi 4.0-5.0. Dia berpesan agar Tuhan menolong dalam perjuangan tersebut.