Madika, Palu – Sejumlah Anggota yang tergabung dalam panitia khusus () LKPJ menyebut desain terkesan biasa-biasa saja, bahkan di luar ekspetasi dari kucuran anggaran Rp25 milar untuk proses revitalisasi.

Hal tersebut dikemukakan anggota saat meninjau langsung progres revitalisasi Vatulemo, Rabu (17/4/).

Sebagian besar anggota pansus yang hadir menyebut, tidak ada hal yang patut dibanggakan dari revitalisasi dengan anggaran fantastis tersebut.

“Apa yang kemudian yang masyarakat Kota Palu bisa banggakan dari ini nantinya. Kemudia apa yang membedakan Vatulemo versi Hidayat dan Vatulemo versi apa?,” tanya Anggota Pansus LKPJ, Rusman Ramli kepada Kepala Dinas PU yang turut mendampingi peninjauan.

Rusman juga menyoroti sejumlah hal seperti, hilangnya pohon-pohon di tengah lapangan yang menurutnya dibeli dengan anggaran cukup besar pada proses revitalisasi sebelumnya.

BACA JUGA  Angka Penyebaran Covid-19 Meningkatkan, DPRD Sarankan Hal Ini Kepada Wali Kota Palu

“Kemudia kemana pohon yang sebelumnya. Kita ketahui bersama harga pohon-pohon itu cukup mahal, kemudia kita tidak bisa menampik terkait pemanasan global yang seharunya pohon-pohon tersebut tidaklah dihilangkan,” lanjut Rusman.

Selain itu Politisi PKS ini mempertanyakan terkait kearifian lokal yang ditonjolkan dalam desain, sebagai salah satu daya tarik yang dapat dibanggakan masyarakat Kota Palu.

Hal tersebut menurutnya penting, sebab dari pemaparan yang disampaikan Kepala Dinas PU. Rusman mengaku tidak ada hal menarik yang patut dibanggakan dari konsep revitalisasi dengan anggaran Rp25 milar.

“Kemudia seperti apa tampilan Vatulemo di malam hari, seharusnya ini dipikirkan juga. Jangan sampai seperti di taman nasioal, masyarakat yang ingin melihat air mancur tapi justru airnya tidak jalan,” kata Rusman.

Senada, Anggota Pansus LKPJ lainnya, Marselinus juga turut kecewa atas proses revitalisasi Vatulemo yang tidak sesuai antara anggaran dan ekspetasinya.

BACA JUGA  Delapan Kerjasama Baru Sulteng dan DKI Jakarta

Politisi Perindo ini justru menyebut, anggaran revitalisasi lebih baik dialihkan ke pemberdayaan masyarakat jika tidak ada hal yang dapat dibanggakan dari revitalisasi.

“Kalau tau begini modelnya, mending kemarin tidak usah disetujui anggarannya. Kita alihkan ke masyarakat untuk usaha,” ketus Marselinus.

Menyahuti pertanyaan dari sejumlah anggota Pansus, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Singgih Prasetyo menyebut, dampak revitalisasi adalah lebih luasnya lokasi yang dapat digunakan serta penataan sejumlah fasilitas penunjang yang lebih tertata.

“Nanti juga akan ada sentuhan bebatuan dan air mancur untuk menambah daya tarik,” ungkap Singgih.

Sementara Solihin, selaku perwakilan rekanan mengaku, pada tahap awal anggaran Rp9 miliar diperuntukan untuk membangun konstruksi yang sepenuhnya telah rampung.

BACA JUGA  Ada Apa Dengan Roda Pemerintahan Kota Palu?

Untuk anggaran Rp16 miliar, diakuinya sebagai proses tahap finising ditargekan berjalan sesuai kontrak akan rampung pada bulan Juli mendatang.

“Kita gunakan pekerja lokal sekitar 100 orang, sisanya dari luar semua. Dan kami akan upayakan selesai sebelum kontrak sesuai permintaan pak ,” ungkapnya.

Kunjungan ini dipimpin langsung Wakil Ketua Pansus LKPJ, dan sejumlah anggota Pansus lainya yakni, Ishak Cae, Farden Saino dan Tri Purwantini.