Madika, Palu – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 tahun memberi kesempatan untuk merenungkan dan menyoroti isu yang masih mendesak, terutama dalam penanggulangan kemiskinan.

Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Hj Rofi’ah menyatakan, masih banyak agenda yang menjadi fokus perhatian Sulawesi Tengah, terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan. Menurutnya, diperlukan inovasi yang lebih agresif untuk mengatasi masalah ini.

“Momen HUT ini seharusnya menjadi momen evaluasi untuk kinerja dan pengabdian kita pada provinsi ini,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (18 April ).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPN) menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Sulteng mengalami fluktuasi sejak 2021 hingga 2023. Angka kemiskinan per 2021 adalah 404,44, turun menjadi 388,36 pada 2022, namun naik kembali menjadi 395,66 pada 2023.

BACA JUGA  Menggunakan Tenun Bomba Hingga Aktif Memasang Spanduk, Cara Gubernur Meriahkan HUT Sulteng ke 59

“Kondisi ini cukup miris, mengingat yang sudah mencapai dua digit namun belum memberikan dampak signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin,” ungkap Wiwik.

Yang menjadi perhatian utama Wiwik adalah angka kemiskinan ekstrim di Sulawesi Tengah, yang masih di atas rata-rata nasional, atau lebih dari 3 persen.

Kemiskinan ekstrim adalah kondisi di mana penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar dengan penghasilan kurang dari USD ,9 PPP per hari.

“Kita perlu upaya yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas dan anggaran untuk program penanggulangan kemiskinan serta program kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, bukan hanya program pragmatis yang tidak mendidik, terutama menjelang Pemilu atau ,” tegasnya.

BACA JUGA  Desy Ratnasari Kritisi Survei Karakter Dalam Asesmen Nasional