Madika, – Kompleks Pendidikan Islam Alkhairaat Jalan SIS Aljufri menjadi saksi atas kehangatan perayaan ke-56 Guru Tua, pendiri Alkhairaat, Habib bin Salim Aljufri.

Acara yang digelar pada Ahad (21/4/2024) ini mengundang puluhan ribu jamaah dari berbagai penjuru Indonesia.

Antusiasme yang melimpah dari jamaah memperlihatkan betapa besar cinta dan kerinduan mereka kepada Guru Tua. Diperkirakan lebih dari 60.000 jamaah memadati kompleks tersebut, melebihi ekspektasi panitia penyelenggara.

Ketua Utama Alkhairaat, Habib Alwi bin Saggaf Aljufri, mengungkapkan rasa syukurnya atas partisipasi yang luar biasa dari para jamaah.

“Tentunya kita tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengikuti dengan seksama segala rangkaian acara Habib Idrus bin Salim Al-Jufri yang ke-56. Untuk itu semua tak lain merupakan sebagai bentuk rasa kecintaan kita yang dalam rahadaf al-akhirat dan khususnya kepada sahibul- Habib Idrus bin Salim Al-Jufri. Semoga rasa cinta ini tetap tertanam di hati kita sampai kita dijemput oleh Allah SWT. Salawat dan senantiasa terhaturkan keharibaan, junjungan,” ujar Habib Alwi.

BACA JUGA  Sekkot Palu Apresiasi Kekayaan Budaya dan Seni Tradisional Daerah

Selain merayakan warisan spiritual dan intelektual Guru Tua, acara ini juga menjadi momentum bagi jamaah untuk bersama-sama berbagi. Lebih dari 70.000 porsi makanan dibagikan kepada seluruh jamaah yang hadir.

Habib Alwi juga menegaskan kembali misi Alkhairaat yang diemban oleh Guru Tua, yaitu membawa bagi masyarakat.

“Nama Al-Khairat ini mencakup mereka yang tamat, yang tidak tamat, yang menghabi, yang cinta, pemerhati, dan sebagainya. Nama ini untuk semua Abna ul-Khairat. Tentunya pemberian nama tersebut bukan sebatas nama semata, namun disitu teriring doa, ya. Sekaligus spirit untuk Abna ul-Khairat yang diemban nama tersebut. Agar senantiasa bisa hadir selalu membawa misi . Misi yang senantiasa dibawa oleh Al-Khairat. Perubahan, perangan, masyarakat maupun peserta didik yang beragam. Dari yang tidak mengerti, jadi yang mengerti. Jadi yang pasif, menjadi produktif. Jadi yang sombong, dari yang sombong menjadi rendah hati. Artinya segala perilaku yang tak terpuji, berubah menjadi terpuji. Itulah misi besar yang diemban oleh Al-Khairat, misi perubahan,” papar Habib Alwi.

BACA JUGA  Raodha Festival 2024: Menghargai Kontribusi Guru Tua dalam Kemajuan Pendidikan dan Kebudayaan Islam

Sementara itu, metode dakwah Guru Tua yang menggunakan nama “Fastabikul Khairat” juga menjadi sorotan.

Habib Alwi menjelaskan bahwa nama ini mencerminkan semangat Alkhairaat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

“Serta lewat nama Al-Khairat, itu pula Guru Tuhan menjadikan rol, metode da’wa beliau. Dengan nama Fastabikul Khairat. Maksudnya, beliau ingin mengajak seluruh masyarakat, seluruh umat Islam, khususnya Abnaul Khairaat untuk Fastabikul Khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Itulah misi dakwah beliau,” terang Habib Alwi.

Haul ke-56 Guru Tua ini menjadi momen penting bagi Abnaul Khairaat untuk mengenang perjuangan dan jasa Guru Tua dalam membangun dan mengembangkan Alkhairaat.

Semangat dan teladan dari Guru Tua diharapkan dapat terus menginspirasi Abnaul Khairaat untuk melanjutkan misi Alkhairaat dalam membawa perubahan dan kebaikan bagi masyarakat.

BACA JUGA  Alumni PONPES Alkhairaat Angkatan 76 Dan 80 Buka Posko Makanan Gratis Di Haul Guru Tua ke 55