4.093 Kasus HIV Terdata Sejak 2002 di Sulawesi Tengah
Madika, Palu – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, mencatat penyebaran HIV sejak tahun 2002 hingga Mei 2024, dengan total 4.093 kasus terdeteksi.
Dari jumlah tersebut, 1.753 kasus telah memulai pengobatan Anti Retroviral (ARV).
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. Muh. Ikbal, mengungkapkan, saat ini terdapat 1.354 pasien yang masih aktif dalam pengobatan ARV dan tercatat 677 meninggal dunia saat menjalai pengobatan.
Selain itu, 507 kasus hilang dari pengawasan (IFU), sementara 873 pasien yang menjalani tes Viraload (VL) menunjukkan hasil tersupresi.
“Pada tahun 2023, secara rinci, kasus HIV terdiri dari 19 persen perempuan dan 81 persen laki-laki, dengan rentang usia sekitar 20-49 tahun. Penyebab utama adalah hubungan seksual,” ungkap dr. Ikbal pada Selasa (25/6/2024).
Kasus Baru HIV pada 2024
Dalam periode Januari hingga Mei 2024, tercatat kasus baru dengan komposisi 87 persen laki-laki dan 13 persen perempuan. Angka ini menunjukkan masih tingginya kasus baru HIV di wilayah Sulawesi Tengah.
dr. Ikbal menegaskan pentingnya pencegahan dan pengendalian HIV. “Agar terhindar dari penyakit yang mematikan ini, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk setia kepada pasangan bagi yang sudah menikah. Bagi yang mempunyai perilaku seksual sering berganti pasangan, hendaknya menggunakan kondom dan melakukan skrining HIV secara berkala,” jelasnya.
“Bagi yang sudah terdiagnosa positif, hendaknya minum obat secara teratur. Adapun obatnya disediakan pemerintah secara gratis,” tambah dr. Ikbal.
Upaya ini sangat penting untuk mengurangi penyebaran HIV dan meningkatkan kualitas hidup mereka yang terinfeksi.
Dengan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan angka kasus HIV di Sulawesi Tengah dapat ditekan di masa mendatang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai HIV kepada masyarakat.
Diharapkan dengan adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat, penyebaran HIV dapat dikendalikan dan angka kasus baru dapat diminimalisir.
Tinggalkan Balasan