Taslim-Najamudin Urai Ketimpangan Ekonomi di Morowali dengan Visi “Sejahtera Bersama”
Madika, Morowali – Tahun 2024, Kabupaten Morowali genap berusia 25 tahun. Usia yang cukup untuk menyediakan kehidupan sejahtera bagi seluruh warganya.
Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, tentu bukan hal mudah untuk memenuhi harapan semuanya.
Pemerintah Daerah Kabupaten memiliki tanggung jawab besar untuk menghadirkan kesejahteraan ke seluruh rumah penduduk Morowali, salah satunya dengan mengurangi ketimpangan pengeluaran antar penduduk.
Selama periode 2018-2023, Morowali dipimpin oleh Taslim dan Najamudin dengan visi “Sejahtera Bersama” yang berhasil membawa Morowali semakin mendekati pemerataan sempurna.
Sebelumnya, Morowali hanya mencapai ketimpangan sedang. Taslim-Najamudin membuktikan mampu menggeser Morowali ke tahapan ketimpangan rendah, terbukti dari angka gini rasio yang semakin mendekati nol.
Gini rasio adalah ukuran ketimpangan/kesenjangan masyarakat suatu daerah. Ketimpangan ekonomi atau distribusi pendapatan yang diukur dengan gini rasio ini menghasilkan nilai koefisien yang berkisar dari 0 (0%) sampai 1 (100%).
Nilai 0 menggambarkan kesetaraan sempurna, sedangkan nilai 1 menggambarkan ketidaksempurnaan. Artinya, bila sebuah daerah mempunyai gini rasio bernilai 0, maka distribusi pendapatan penduduk di daerah tersebut telah merata. Sebaliknya, bila nilai gini rasio pada sebuah daerah adalah 1, maka distribusi pendapatan atau kekayaan penduduk di daerah tersebut tidak merata.
Kategori ketimpangan rendah terjadi jika rasio gini berada di antara 0 dan 0,3. Kategori ketimpangan moderat/sedang terjadi jika rasio gini berada di antara 0,3 hingga 0,5, sedangkan kategori ketimpangan tinggi terjadi apabila gini rasio berada di atas 0,5.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Morowali, sebelum era Taslim-Najamudin, Morowali memiliki angka gini rasio di atas 0,3 atau ketimpangan pengeluaran masyarakat sedang.
Sementara di era Taslim-Najamudin, gini rasio turun di bawah 0,3 atau ketimpangan rendah.
Capaian ini adalah hasil dari komitmen dan konsistensi pemerintahan Taslim-Najamudin mengurai ketimpangan melalui beragam program yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan penurunan pengangguran di Kabupaten Morowali.
Koordinator Relawan Maju Bareng Taslim (Mabar), Nursalim, mengungkapkan bahwa dari berbagai capaian selama lima tahun memimpin, sangat layak jika Drs. Taslim kembali memimpin Kabupaten Morowali.
“Selama lima tahun terakhir, Drs. Taslim telah memberikan kontribusi besar, salah satunya adalah meningkatkan pendapatan asli daerah. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Sulawesi Tengah bahkan di Indonesia,” jelas Nursalim.
Tinggalkan Balasan