Enam Saran Ketua DPRD Sulteng Terkait Penangan Covid-19
Madika, Palu – Sepekan terakhir angka positif Covid-19 di Sulawesi Tengah terus mengalami peningkatan. Juli 2021 saja, angka positif berada diatas 50 kasus, bahkan 28 dan 29 Juli pasien terkonfirmasi positif mencapai 800 kasus.
Angka ini akan terus bertambah, bahkan bisa meroket jika masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan dan pemerintah tidak bertindak cepat mengantisipasi merembaknya virus mematikan tersebut.
Menyikapi situasi pandemi Covid-19 yang semakin menghawatirkan, Ketua DPRD Sulawesi Tengah, DR Hj Nilam Sari Lawira, menyampaikan enam poin penting yang harus dilakukan saat ini.
Pertama, seluruh Puskesmas harus jadi ujung tombak/garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19. Sebab saat ini laporan yang masuk menyebutkan, kapasitas rumah sakit pemerintah yang ada sudah mulai penuh, bahkan ada sejumlah rumah sakit rujukan sudah ovor kapasitas.
Kedua, meminta stakeholder terkait untuk mendata masyarakat yang melakukan isoman dan memberikan treatment bantuan obat-obatan, vitamin, APD, serta petunjuk tekhnis bagi anggota keluarga yang lain agar tidak tertular Covid-19.
Ketiga, meminta gubernur memerintahkan jajarannya melakukan tracking untuk mengetahui data rill bukan berdasarkan data dari pelaporan orang yang sudah terkonfirmasi.
Keempat, harus segera dipastikan bahwa tempat penampungan isoman sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai.
Kelima, sosialisasi PPKM level 4 di Kota Palu dan Kabupaten Morowali Utara, ke masyarakat harus lebih massif, agar masyarakat benar-benar paham apa yang tidak boleh dilakukan selama masa pemberlakuan PPKM. Seperti pesta yang mengundang banyak orang, pengajian/ibadah di rumah dengan banyak orang.
Keenam, meminta Gubernur Sulteng, mendesak agar IMIP bisa menyumbang oksigen seperti yang sudah dilakukan di Jakarta. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
“Kan ironis, perusahaan IMIP bisa membagikan oksigen di daerah lain, sedangkan di Sulteng yang notabene tempat usahanya tidak diberikan bantuan oksigen. Padahal rumah sakit yang ada di Sulteng sudah mulai krisis oksigen dan obat-obatan,” tandas Nilam Sari.
Selain keenam poin tersebut, ibu dari dua orang putra ini, juga mendesak pemerintah agar segera dilakukan penambahan alat PCR. Hal ini perlu mendapat respon untuk penambahan penyediaan PCR agar cepat ketahuan hasilnya.
“Banyak keluhan masyarakat berhari-hari, baru diketahui hasilnya. Padahal masyarakat tersebut yang menunggu hasil pemeriksaannya sudah beraktifitas kemana-kemana dan melakukan kontak dengan orang lain, baik di lingkungan keluarganya maupun dengan lingkungan di luar keluarganya,” urai Nilam Sari.(*)
Tinggalkan Balasan