Madika, Palu – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 2, Anwar Hafid dan dr. Reny A. Lamadjido, menjadi target kampanye hitam menjelang masa tenang Pilkada 2024.

Selebaran berisi dugaan fitnah terhadap pasangan tersebut tersebar di berbagai lokasi, memicu keresahan di kalangan masyarakat.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si, mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera bertindak atas insiden ini.

Menurutnya, penyebaran isu negatif seperti ini tidak mencerminkan demokrasi yang sehat.

“Model kampanye hitam seperti ini tidak pantas dilakukan dalam kontestasi politik. Demokrasi yang modern harus dihiasi dengan rasa saling menghargai, bukan dengan mencederai pasangan calon tertentu,” tegas Prof. Slamet saat dimintai tanggapan.

BACA JUGA  Taslim-Asgar Ali Janji Posisikan Warga Lokal Sebagai Kepala HRD di Setiap Perusahaan di Morowali

Ia mengingatkan bahwa Pilkada adalah momen penting untuk memilih pemimpin terbaik demi kemajuan Sulawesi Tengah, bukan ajang untuk saling menjatuhkan.

Prof. Slamet juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi negatif.

“Masyarakat harus bijak menggunakan hak pilih sesuai hati nurani. Jangan sampai isu yang tidak benar mengaburkan penilaian terhadap pasangan calon,” tambahnya.

Lebih lanjut, Prof. Slamet menilai Bawaslu berperan besar menjaga integritas demokrasi. Ia meminta Bawaslu tidak sekadar bersikap reaktif, tetapi proaktif menindak pelaku kampanye hitam.

“Bawaslu harus bertindak tegas untuk memastikan Pilkada berjalan bersih dan bermartabat. Ini penting, tidak hanya untuk melindungi pasangan calon, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi,” tegasnya melalui pesan WhatsApp.

BACA JUGA  Polda Sulteng Akan Tindak Tegas Oknum yang Menganggu Kamtibmas saat Kampanye

Dengan tindakan tegas dari Bawaslu, diharapkan Pilkada Sulawesi Tengah 2024 dapat berlangsung damai, memberikan masyarakat kesempatan memilih pemimpin tanpa intervensi isu negatif.