UIN Datokarama Targetkan 18 Guru Besar pada 2027
Madika, Palu – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu terus memperkuat kapasitas akademiknya dengan menargetkan 18 guru besar pada tahun 2027. Rektor UIN Datokarama, Prof. Lukman Thahir, menyampaikan target ini saat mengukuhkan tiga guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka yang digelar di Palu, Kamis (8/5/2025).
“Saat ini kami memiliki sembilan guru besar, dan target kami pada 2027 jumlah itu meningkat menjadi 18,” tegas Prof. Lukman.
UIN Datokarama resmi menambah tiga guru besar, yakni Prof. Saefuddin Mashuri (Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Interdisipliner), Prof. Fatimah Saguni (Psikologi Pendidikan), dan Prof. Nasaruddin (Ushul Fikih). Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Amien Suyitno, langsung mengukuhkan ketiganya.
“Kami juga sedang memproses beberapa dosen potensial, di antaranya Dr. Adam, Dr. Akbar, Dr. Askar, Dr. Saude, Dr. Sidik, dan Dr. Rusdin,” tambahnya.
Menurut Prof. Lukman, kehadiran guru besar sangat penting dalam mendorong kualitas akademik kampus, terutama dalam pengembangan program studi dan pencapaian akreditasi unggul.
Saat ini, lima program studi di UIN Datokarama telah meraih akreditasi unggul. Kampus ini kini menargetkan akreditasi institusi unggul dalam waktu dekat.
“Cita-cita besar kami adalah meraih akreditasi unggul untuk APT,” ujarnya optimistis.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Amien Suyitno, mengapresiasi langkah-langkah UIN Datokarama dalam meningkatkan mutu akademik di bawah kepemimpinan Prof. Lukman. Ia menekankan pentingnya adaptasi terhadap digitalisasi pendidikan sebagai tuntutan zaman.
“Pendidikan kita, suka atau tidak, harus masuk ke dunia digital. SDM kampus harus terus diperbarui, termasuk tenaga dosen,” jelasnya.
Selain digitalisasi, Prof. Suyitno juga mengingatkan soal tantangan perubahan iklim yang membutuhkan kontribusi nyata dari perguruan tinggi.
“Bencana seperti banjir terjadi di banyak tempat. Kita harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan,” katanya.
Ia juga mendorong penerapan kurikulum berbasis cinta di perguruan tinggi sebagai fondasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa, lingkungan, dan sesama manusia.
Tinggalkan Balasan