Belajar ke Sleman, Mutmianah Siapkan Program Air Hujan untuk Atasi Krisis Air
Madika, Sleman – Anggota DPRD Kota Palu, Mutmainah Korona dari Partai NasDem mengunjungi Komunitas Banyu Bening Sleman, DIY, untuk mempelajari langsung inovasi pemanenan dan pengolahan air hujan sebagai solusi atas krisis air yang dialami sebagian wilayah di Kota Palu.
Mutmainah menyampaikan tiga alasan utama kunjungannya. Pertama, air di Kota Palu tidak sehat untuk dikonsumsi karena mengandung kapur. Kedua, ancaman krisis ekologi semakin nyata akibat maraknya aktivitas pertambangan emas dan galian C. Ketiga, beberapa daerah di Palu mengalami kekurangan air bersih, sebagian tidak memiliki sumber mata air, bahkan terdapat air payau.
Ia menegaskan bahwa air hujan memiliki kualitas lebih baik dari air tanah. Menurutnya, teknologi elektrolisa yang dikembangkan oleh Komunitas Banyu Bening selama lebih dari sepuluh tahun adalah teknologi murah, mudah, dan tepat guna yang bisa menjadi solusi kesehatan masyarakat.
“Saya ingin belajar di sini karena pengalaman Bu Ning dan komunitasnya dalam memanen dan mengolah air hujan bisa diterapkan untuk menjawab kebutuhan di Palu,” ujar Mutmainah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/6/2025).
Komunitas Banyu Bening sendiri telah menjalankan gerakan Sekolah Air Hujan dan pendekatan edukatif lainnya sejak 2012.
Mereka menggunakan konsep 5M: menampung, mengolah, meminum, menabung, dan mandiri air hujan. Konsep ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 3, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.
Dalam pernyataan sikapnya, Mutmainah menegaskan komitmennya, “Insya Allah ini akan menjadi program saya di Teras Bermakna dan dimulai dari rumah saya sendiri. Ini juga akan menjadi bagian dari kampanye penggunaan tumbler dan pengurangan plastik dari air mineral,” katanya.
“Insya Allah, ini akan menjadi tapak kerjaku dalam mengatasi krisis air dan merubah pola masyarakat dalam mengelola air kita dengan bersumber dari mata air. Dan ini akan saya perjuangkan melalui dana aspirasi, agar setiap kelurahan memiliki tempat menampung air hujan dan alat elektrolisa untuk pengolahan air hujan menjadi air minum untuk keseharian dan kesehatan,” tegasnya.
Kunjungan ini direkomendasikan oleh rekannya dari IDEA dan didampingi Dinas Lingkungan Hidup Sleman.
Ia berharap teknologi pemanenan air hujan ini bisa menjadi gerakan kolektif masyarakat Palu dalam menghadapi krisis air dan membangun kemandirian air bersih.

Tinggalkan Balasan