Madika, Parimo – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bergerak cepat merespons lonjakan harga beras di Kabupaten Parigi Moutong yang sempat dilaporkan menembus Rp18.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional untuk beras medium sebesar Rp12.500 per kilogram.

Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, langsung menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengambil langkah strategis guna menstabilkan harga dan menjamin pasokan beras di pasar.

Menindaklanjuti instruksi tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng, Dr. Rudi Dewanto, memimpin pengecekan lapangan bersama instansi terkait di Pasar Sentral Tagonu Parigi dan Pasar Tolai, Jumat (18/7/2025).

Rudi Dewanto menjelaskan bahwa lonjakan harga dipicu oleh tingginya arus keluar beras dari Parigi Moutong ke daerah lain, seperti Gorontalo dan Manado, karena harga jual lebih tinggi.

BACA JUGA  Pelabuhan Bahodopi Sumbang 73,72% Ekspor Sulteng April 2024

“Harga di luar provinsi lebih menggiurkan. Banyak petani menjual ke sana. Ini harus disikapi agar pasokan untuk kebutuhan dalam daerah tetap terjaga,” tegas Rudi.

Sebagai solusi, ia mengusulkan agar petani menyisihkan minimal 20 persen hasil panen untuk dikelola oleh Perum BULOG Sulawesi Tengah.

Kebijakan ini sejalan dengan kesepakatan awal tahun 2025 antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, BULOG, penggilingan padi, dan Kodam XIII/Merdeka.

“Kami berharap keseimbangan antara kebutuhan lokal dan keuntungan petani bisa terjaga. Harga tetap stabil, masyarakat tenang,” ujarnya.

Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong segera menginventarisasi dan mengusulkan pedagang yang akan menjadi mitra distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari BULOG, guna menekan harga dan memperkuat pasokan di pasar rakyat.

BACA JUGA  PT Vale Indonesia Terima GMP Award 2024, Bukti Komitmen terhadap Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Dari hasil pengecekan lapangan, ditemukan bahwa harga beras medium masih sesuai HET yakni Rp12.500/Kg. Sementara itu, jenis beras lainnya dijual seharga Rp16.000/Kg. Temuan ini sekaligus membantah laporan sebelumnya terkait harga yang mencapai Rp18.000/Kg.

Pimpinan Wilayah Perum BULOG Sulteng, Elis Nurhayati, memastikan stok beras pemerintah masih aman. “Per 17 Juli 2025, tersedia stok 10.653 ton yang tersebar di tiga gudang di wilayah Parigi Moutong,” jelasnya.

BULOG juga mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan 13.056 ton beras SPHP sepanjang Juli hingga Desember 2025.

Beras SPHP dijual dari gudang seharga Rp11.000/Kg dalam kemasan 5 Kg melalui koperasi desa, pasar rakyat, outlet pangan pemerintah, dan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Selain itu, penyaluran Bantuan Pangan Beras untuk alokasi Juni dan Juli 2025 juga telah berjalan dengan total 4.483 ton untuk 224.148 penerima manfaat di wilayah Sulawesi Tengah. Data penerima mengacu pada By Name By Address (BNBA) dari Kementerian Sosial.

BACA JUGA  PT Vale Raih Tujuh Penghargaan dalam Eco-tech Pioneer and Sustainability Award 2024

Langkah cepat dan koordinatif ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Nelson, Kepala Dinas Pangan Rustam, Karo Ekonomi Yunarto Pasman, Satgas Pangan Polda Sulteng, Perwakilan BULOG Sulteng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Bank Indonesia Sulteng, Asisten Perekonomian Parigi Moutong Syamsu Nadjamudin, S.Pd, serta Kepala Desa Tolai Timur Made Sukanto.