DPRD Sigi Ikuti Zikir dan Doa Bersama Refleksi 7 Tahun Bencana 28 September 2018
Madika, Sigi – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sigi menghadiri zikir dan doa bersama untuk memperingati 7 tahun bencana gempa bumi dan likuifaksi yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018.
Acara yang berlangsung di Taman Taiganja, Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Minggu (28/9/2025) malam, dihadiri Ketua DPRD Sigi Minhar Tjeho.
Hadir pula Ketua dan Sekretaris Fraksi NasDem, Ilyas Nawawi dan Irma Haflianty Yangka; Wakil Ketua Fraksi Golkar, Djafar Lukman Hi. Jaher; serta Sekretaris Fraksi Bintang Bangsa, Hi. Azhar Hi. Nontji.
Kegiatan diawali dengan pembacaan zikir dan doa oleh majelis taklim Kabupaten Sigi yang diikuti jamaah dengan khidmat.
Dalam sambutannya, Bupati Sigi menegaskan peringatan 7 tahun bencana bukan sekadar mengenang duka, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya kebersamaan, kepedulian, serta kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Tragedi 28 September 2018 adalah sejarah kelam yang tidak mungkin kita lupakan. Namun, dari ujian berat itu kita belajar arti ketabahan, kekuatan, dan solidaritas. Momentum ini harus menjadi spirit untuk terus membangun Sigi lebih tangguh,” kata Bupati.
Ia menambahkan pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur ramah bencana, memperkuat sistem mitigasi, dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat penyintas.
Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, saling mendukung, dan tidak melupakan doa sebagai bagian dari ikhtiar menjaga daerah dari musibah serupa.
Ketua DPRD Sigi, Minhar Tjeho, menekankan bahwa refleksi ini bukan hanya untuk mengenang peristiwa kelam, tetapi juga memperkuat komitmen membangun kembali daerah dan meningkatkan kesiapsiagaan.
“Peristiwa 28 September 2018 adalah luka mendalam bagi masyarakat Sulteng, khususnya Sigi. Namun, kita harus mengambil hikmah dan menjadikannya pelajaran berharga untuk bangkit lebih kuat,” ujarnya.
Zikir dan doa bersama berlangsung penuh haru dengan melibatkan tokoh agama, pemerintah daerah, dan masyarakat yang larut dalam suasana keikhlasan.

Tinggalkan Balasan