Madika, Donggala – SDN 2 Banawa, Desa Loli Tasiburi, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, terus menunjukkan komitmennya menjaga warisan budaya melalui pengajaran Bahasa Daerah Unde yang menjadi bagian dari muatan lokal (mulok) setiap minggu.

Kepala SDN 2 Banawa, Ihlas, melalui guru Penjaskes, Fadly, menjelaskan bahwa sekolah berupaya keras agar siswa tetap mengenal bahasa dan budaya daerah meski menghadapi kendala keterbatasan alat praktik.

“Kami terus berupaya memenuhi kebutuhan alat praktik agar proses belajar mengajar lebih optimal,” ujar Fadly, Selasa (14/10/2025).

Sekolah yang memiliki sekitar 185 siswa ini terbagi dalam 10 rombongan belajar dan didukung oleh 16 hingga 17 guru. Selama satu semester terakhir, tidak ada siswa yang putus sekolah, menunjukkan efektivitas pelaksanaan program wajib belajar di sekolah tersebut.

BACA JUGA  Warga Gunung Bale Digegerkan dengan Penemuan Penemuan Mayat Tergantung di Pohon

Selain itu, SDN 2 Banawa juga memperhatikan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sekolah memastikan siswa istimewa tetap mendapatkan layanan pendidikan sesuai kebutuhan mereka.

Kepala sekolah menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

“Kami berharap pemerintah memberikan perhatian lebih, termasuk bantuan peralatan sekolah melalui dana BOS. Respon kepala sekolah dan bendahara sangat positif, sehingga perlengkapan mulai terpenuhi sedikit demi sedikit,” jelasnya.

Guru-guru di SDN 2 Banawa juga aktif mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif agar siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga nilai-nilai budaya.

BACA JUGA  Pengelolaan BUMDes Sigi Jadi Referensi DPRD Gorontalo

Kepala sekolah menambahkan, keberhasilan sekolah dalam mempertahankan kualitas pendidikan merupakan hasil kerja sama yang baik antara guru, siswa, orang tua, dan pihak terkait.

Dengan upaya berkelanjutan ini, SDN 2 Banawa tidak hanya berhasil menjaga kelestarian budaya lokal, tetapi juga memastikan pendidikan inklusif bagi seluruh siswa, membuktikan bahwa keterbatasan fasilitas bukan halangan untuk memberikan pendidikan berkualitas.