Madika, Kolaka – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bersama mitra strategis Kolaka Nickel Industry (KNI) secara resmi menerima dua unit autoclave pertama untuk Proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa yang merupakan bagian dari Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, Sabtu (13/12/2025).

Kedatangan HPAL menandai tahapan penting dalam kesiapan operasional fasilitas pengolahan nikel berteknologi tinggi di Indonesia.

Seremoni penyambutan autoclave dihadiri manajemen PT Vale, KNI, serta para mitra strategis proyek, antara lain Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP), Huayou Southern Construction Command, MCC20, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Autoclave menjadi komponen utama dalam proses HPAL. Teknologi ini memanaskan slurry bijih laterit pada suhu 240–270 derajat Celsius dengan tekanan hingga 5.600 kPa, kemudian mereaksikannya dengan asam sulfat dan uap panas untuk melarutkan nikel dan kobalt.

BACA JUGA  Jarang Diketahui, Ini Manfaat Daun Ketapang untuk Kesehatan

Proses tersebut menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan baku penting bagi produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat yang digunakan dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Fasilitas HPAL Pomalaa ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 120.000 ton MHP per tahun.

Kapasitas ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain strategis dalam industri baterai global. Selain dua unit yang telah tiba, tiga unit autoclave tambahan masih dalam tahap finalisasi jadwal kedatangan bersama tim KNI.

Chief Project Officer PT Vale Indonesia, Muhammad Asril, menyatakan kedatangan autoclave menjadi tonggak penting dalam pengembangan Proyek HPAL Pomalaa.

BACA JUGA  Peringkat Kredit Naik, PT Vale Perkuat Posisi di Pasar Global

“Kedatangan dua unit autoclave ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan Proyek HPAL Pomalaa. Autoclave adalah jantung dari proses HPAL, yang memungkinkan pengolahan bijih laterit menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti MHP,” kata Asril.

Menurutnya, penerapan teknologi HPAL tidak hanya meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia, tetapi juga memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik.

“Kami mengapresiasi kolaborasi seluruh mitra dan berkomitmen melanjutkan pembangunan dengan mengedepankan keselamatan, keberlanjutan, serta manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Deputy General Manager PT Kolaka Nickel Industry, Shao Weisheng, menyampaikan pihaknya bangga terlibat dalam kolaborasi strategis tersebut.

“Kami bangga menjadi bagian dari kolaborasi strategis ini. Kedatangan autoclave menandai langkah nyata menuju pengoperasian fasilitas HPAL kelas dunia di Pomalaa,” kata Shao.

BACA JUGA  Di Forum ISF 2024, PT Vale Tegaskan Komitmen Terhadap Keberlanjutan dan ESG

Ia menambahkan, teknologi HPAL membuka peluang besar bagi hilirisasi nikel dan mendukung visi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri baterai global.

“Bersama PT Vale dan seluruh mitra, kami berkomitmen memastikan proyek ini berjalan sesuai target, dengan standar keselamatan dan kualitas tertinggi,” ujarnya.

Proyek ini tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai ekonomi, tetapi juga mendorong transfer teknologi, penguatan kapasitas tenaga kerja nasional, serta penciptaan dampak sosial dan ekonomi jangka panjang bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara.