Sulitnya Petani Parimo Dapatkan Pupuk Bersubsidi
Madika, Palu – Masyarakat di Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah mengungkapkan sejumlah permasalahan yang mereka hadapi dan meminta pemerintah mengatasinya.
Masalah itu adalah sulitnya petani mendapatkan pupuk bersubsidi dan solar, sarana pendidikan yang sudah tidak layak. Begitu juga infrastruktur jalan usaha tani dan kantong produksi pertanian yang butuh perhatian pemerintah.
Berbagai permasalahan itu diungkapkan masyarakat saat menghadiri reses Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr I Nyoman Slamet.
Masyarakat memanfaatkan momentum pertemuan dengan wakil rakyat yang melaksanakan reses di Desa Catur Karya dan Desa Beraban Kecamatan Balinggi Kabupaten Parimo.
Nyoman Slamet adalah politisi PDI Perjuangan yang terpilih menjadi anggota DPRD Sulteng periode 2019-2024 melalui daerah pemilihan Sulteng 2 (Parigi Moutong). Saat ini duduk di Komisi IV DPRD Sulteng yang membidangi kesejahteraan masyatakat.
Reses ini dihadiri pemerintah desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat dan juga organisasi perempuan dan kepemudaan.
Banyak masukan yang diberikan oleh masyarakat terkait dengan reses anggota DPRD provinsi Sulawesi Tengah. Paling banyak menjadi sorotan adalah terkait dengan masalah pertanian khususnya kelangkaan pupuk bersubsidi bagi para petani dan juga sulitnya mereka mendapatkan bahan bakar, khususnya solar yang sangat dibutuhkan dalam mengoperasikan alat pertanian yang mereka miliki.
Khusus terkait penanggulangan bencana, masyarakat mengharapkan pemerintah kabupaten dan provinsi lebih memperhatikan penyebab bencana yang terjadi di Parigi Moutong khususnya masalah tambang ilegal.
Penambangan ilegal banyak dilakukan oleh oknum dan masyarakat sampai hari ini belum ditertibkan oleh pemerintah.
Masyarakat juga meminta kepada pemerintah provinsi agar lebih memperhatikan bidang pendidikan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong khususnya yang menjadi kewenangan provinsi.
“Banyak sekolah-sekolah SMA dan SMK yang tidak layak lagi untuk dijadikan sebagai standar kebutuhan pendidikan khususnya gedung-gedung dan juga mobiler serta kurangnya alat-alat mereka untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran,” ungkap seorang warga yang menghadiri reses.
Pada kesempatan lain, masih di seputaran wilayah Balinggi masyarakat meminta agar pemerintah memberikan bantuan khusus untuk jalan usaha tani dan kantong produksi.
Beberapa daerah bahkan sampai saat ini belum pernah merasakan bagaimana jalan aspal berada di depan rumah mereka.
Selain itu, juga ada beberapa infrastruktur jalan menuju daerah wisata yang perlu mendapatkan perhatian, guna untuk memberikan rasa nyaman bagi para pengunjung yang mengunjungi tempat wisata tersebut khususnya yang berada di daerah Catur karya yaitu air terjun Baturiti.
Pada kesempatan reses ini ada juga usulan dari mahasiswa KKN STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah untuk adanya perhatian pemerintah, dalam bidang pendidikan khususnya terkait pengangkatan guru-guru agama Hindu yang saat ini sangat kurang.
Mahasiswa juga mengusulkan agar sarana prasarana pendidikan khusus agama yang juga masih sangat perlu mendapatkan perhatian oleh pemerintah dan dinas terkait.
Anggota DRRD Sulteng, Nyoman Slamet memberikan paparan terkait dengan bantuan-bantuan yang sudah disalurkan melalui dana bantuan sosial rumah ibadah, yang jumlahnya untuk anggaran tahun 2022 kurang lebih 28 rumah ibadah baik masjid gereja dan pura yang ada di Kabupaten Parigi Moutong.
Namun masyarakat banyak juga yang memberikan masukan kiranya masalah persyaratan proposal tidak terlalu sulit dan bantuan bisa diperbesar dari yang sudah disalurkan saat ini, karena masyarakat sangat membutuhkan bantuan bantuan tersebut.
Dr Nyoman Slamet SPd MSi memberikan imbauan kepada masyarakat kiranya untuk selalu menjaga situasi kondusif baik yang berhubungan dengan masalah perpolitikan maupun masalah-masalah lain agar tidak mengganggu jalannya pemerintahan baik di Kabupaten Parigi Moutong maupun di Provinsi Sulawesi Tengah.(*)
Tinggalkan Balasan