Miliki Tiga Sikap Ini Agar Tidak Mudah Termakan Hoax
Madika, Palu – Dewasa ini kita tidak dapat terlepas dari era digital. Cepatnya informasi tanpa sumber yang jelas seringkali memberi dampak negative. Terlebih akses internet dan media sosial yang kian mudah diakses, bahkan kerap menemani aktivitas di kehidupan sehari-hari membuat penggunanya kesulitan membedakan berita sesuai fakta atau hoax.
Hoax pun dapat berakibat fatal hingga menghilangkan nyawa seseorang, cotohnya seorang Wanita di Sorong yang dihakimi massa hingga dibakar hidup-hidup oleh warga karena maraknya isu penculikan anak yang beredar di media sosial.
Dalam webinar yang dilakukan Kemenkominfo 2021 silam, Jurnalis senior Imam Wahyudi mengatakan ada dua jenis berita bohong yang beredar di masyarakat. Pertama misinformasi yaitu informasi yang salah namun orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar. Kedua disinformasi dimana orang yang menyebarkannya tahu bahwa berita itu memang tidak benar namun tetap disebarkan dengan tujuan tertentu.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan agar semakin melek dalam bermedia sosial. Setidaknya ada tiga sikap yang bisa dibangun agar bisa bijak menggunakan internet.
- Sikap Skeptis atau tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar. Sebaiknya warganet mencaritahu dahulu kebenaran informasi atau menunggu keterangan resmi dari pihak terkait mengenai sebuah isu yang sedang marak.
- Kritis. Netizen harus mampu menilai apakah informasi tersebut bermanfaat atau tidak, utuh atau tidak. Sebab kadang informasi yang viral hanya setengah-setengah namun kadung meresahkan. Termasuk menilai motif dibalik penyebaran informasi tersebut.
- Bijak dalam bermedia sosial. Tidak mudah termakan dan menyebarkan hoax. Sebab tidak semua konten tulis, foto maupun video yang beredar merupakan kebenaran. Sehingga, netizen bisa menahan diri untuk tidak menjadi bagian dari mereka yang ikut menyebarkannya.(*)

Tinggalkan Balasan