Madika – Serangan brutal terhadap jemaah Palestina yang sedang iktikaf dan salat di Masjid Al-Aqsa terjadi dua malam berturut-turut pada bulan Ramadan. Pada Rabu malam, puluhan orang terluka akibat serangan tersebut.

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, jemaah ditembaki dengan gas air mata dan granat kejut oleh pasukan Israel untuk membubarkan mereka.

Kelompok pengelola Al-Aqsa, Waqf, mengungkapkan bahwa pasukan Israel menyerang jemaah Palestina yang sedang melakukan ibadah dengan brutal.

Namun, polisi Israel membantah dan menyatakan bahwa tindakan mereka dilakukan karena jemaah Palestina melanggar aturan dengan melemparkan berbagai objek ke arah polisi yang berjaga.

Mereka mengklaim bahwa tindakan mereka dilakukan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

BACA JUGA  Menteri Ekonomi Israel Diserang oleh Aktivis Anti-Pemerintah

“Aksi kami untuk memulihkan keamanan, hukum, dan ketertiban,” ujar Kepolisian Israel seperti dikutip dari Associated Press.

Serangan ini memicu peringatan konfrontasi lanjutan dari kelompok milisi ekstrem Palestina. Namun, pihak Otoritas Palestina sudah menghubungi beberapa negara dan organisasi internasional seperti Mesir, Yordania, Amerika Serikat, dan PBB demi membantu menenangkan situasi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga memastikan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk menurunkan tensi dan menghentikan serangan terhadap jemaah Palestina.

Serangan ini telah menimbulkan kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, dan menyoroti kembali konflik antara Israel dan Palestina yang belum terselesaikan.

Penulis : Redaksi

BACA JUGA  Silpa Kota Palu Mencapai Rp 383 Milyar Ditahun 2021