Madika, Jakarta – Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 semakin menjadi sorotan masyarakat setelah intensitas komunikasi antara Hartarto dan Prabowo Subianto semakin menguatkan sinyal kedekatan dua partai politik, yaitu Partai Golkar dan Partai Gerindra.

Kedua tokoh politik ini dinilai sebagai pasangan yang tepat karena mereka kuat dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi.

“Melihat pertemuan yang dilakukan Prabowo dengan dan elite Golkar menunjukkan ada upaya mencari kecocokan untuk memasangkan dua tokoh politik (Prabowo dan ) tersebut pada ,” ungkap Peneliti Indikator Politik , Bawono Kumoro dikutip dari Liputan6.com Jumat (28/4/2023).

Menurut Bawono, jika keduanya mencalonkan diri dalam satu pasangan, peluang memenangkan Pilpres semakin terbuka lebar. Dengan mesin politik kedua partai tersebut yang dinilai cukup tinggi, mereka bisa bersaing dengan kandidat-kandidat lainnya.

BACA JUGA  Muhidin Optimis Prabowo-Gibran Menang 60 Persen di Sulteng

Bawono juga menambahkan bahwa keduanya merupakan tokoh politik yang kuat dan mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi negara . Airlangga Hartarto dipandang sebagai sosok yang ideal untuk mendampingi Prabowo.

“Melihat pengalaman pemilu tahun-tahun sebelumnya, mesin politik dua partai tersebut dinilai cukup tinggi untuk menjadi modal utama dari pasangan calon ini apabila maju dalam . Keduanya bisa menjadi pasangan yang tepat dan saling melengkapi,” kata Bawono.

Bawono menyoroti tantangan ekonomi yang akan dihadapi ke depannya. Karena itu, butuh sosok pemimpin yang mampu menjaga kestabilan yang berpengaruh pada stabilitas politik.

BACA JUGA  Golkar Palu Target Hingga 10 Kursi di Pileg 2024

“Keberhasilan Pemerintahan tentunya tidak lepas dari pemikiran menteri-menterinya, terutama Airlangga Hartarto. Selama menjadi menteri khususnya saat dan pasca pandemi Covid-19, kinerjanya sudah teruji. Ide-ide cemerlang itu tumbuh dan berkembang menjadi kebijakan-kebijakan tepat dalam penanganan Covid-19,” katanya.

Terakhir, Bawono menekankan bahwa yang perlu dilakukan adalah menyamakan frekuensi sehingga memiliki kesamaan visi dalam menjalankan koalisi nantinya.

“Dalam tahap itu dulu yang harus kita samakan frekuensinya, dengan demikian peluang menang pasangan calon ini menjadi lebih terbuka lebar dalam pilpres mendatang,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi