Madika, Palu – Suasana haru menyelimuti audiens yang berada di gedung Almuhsinin, saat peluncuran buku (launching) buku berjudul Ibuku Bidadariku, karya emas Anggota Fraksi PKS DPR-RI, Hj Syarifah Sakinah Alujufri, Senin (1/5/2023).

Haru, saat sang penulis buku, , menyampaikan selayang pandang serta latarbelakang, kenapa dia harus menulis buku, yang seluruh isinya menggambarkan dan menceritakan kembali kenangan bersama sang Ibu Hj Syarifah Lulu binti Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua).

“Bagi saya, ibu adalah sosok yang penuh inspirasi. Kenangan bersama Beliau, adalah masa-masa terindah yang kami dan seluruh anak beliau alami. Masa perjuangan Beliau, serta bagaimana beliau begitu kuat menanamkan karakter, jujur, amanah, mandiri, tanggung jawab serta yang tidak kalah pentingnya, jangan tinggalkan agama, dalam kondisi bagaimanapun,”tegas Hj Sakinah, dengan nada bergetar ketika menyampaikan selayang pandangnya.

BACA JUGA  Perusahaan Harus Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

Buku yang bertajuk Ibuku Bidadariku, adalah karya emas Hj Sakinah, yang di tengah-tengah kesibukannya sebagai Anggota DPR-RI, bisa menulis dan melahirkan sebuah buku. Buku yang memiliki 126 halaman, ditulis Hj Sakinah sejak sebulan setelah sang Ibu wafat.

Launching dihadiri ratusan audeins dari Majelis Taklim se-, dan . Juga hadir pengurus Wanita Islam Alkhairaat, Palu, , dan Parimo. Selain itu, tampak pula kerabat Hj Sakinah, anak, menantu dan cucu.

Dalam buku, Ketua Majelis Syuro PKS, Dr Salim Aljufri yang juga kakak kandung Hj Sakinah, memberikan catatan pinggir. Dr Salim, kagum dengan daya ingat sang adik yang masih begitu kuat, saat-saat bersama sang Ibu. Di dalam catatan pinggir itu, mantan Menteri dan Duta Besar untuk Arab Saudi itu, juga menceritakan sedikit pengalamannnya.

BACA JUGA  Literasi Sulteng Urutan ke 33, Sakinah Aljufri Ajak Masyarakat Membiasakan Budaya Membaca

“Saya ingat betul, ketika itu di rumah tidak ada lagi beras yang mau dimasak. Lalu Ibu saya meminta saya memetik jeruk dan menjualnya. Setelah laku, uangnya saya belikan beras. Ketika berjalan pulang ke rumah, beras itu jatuh dan berserakan di pasir. Saya tetap memungutnya. Sampai di rumah, saya mengira ibu akan marah, Beliau ternyata tidak memarahi saya. Beliau dengan sabar membersihkan beras itu dengan telaten dan memasaknya, lalu kami makan bersama-sama dengan Aba dan seluruh saudara saya, termasuk Sakinah,”tulis Dr Salim.

Launching berjalan sukses, dengan dipandu Master of Ceremoni, Rayhannah Lamasitudju. Dengan apik, Kaka Rayhan, sapaan akrabnya, memandu acara dengan apik, tidak formal, serta tidak membosankan. Di pengujung acara, setelah pembagian cendramata, acara ditutup dengan pembacaan oleh Ustadzah Nur'uyyun.(*)

BACA JUGA  650 Siswa Muhammadiyah di Sulteng Dapat Bantuan PIP Aspirasi Hj Sakinah Aljufri