Madika, Palu – Indonesia masih menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menghadapi masalah Schistosomiasis atau demam keong.

Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Ma’mun Amir, saat membuka Reviu Implementasi Program Penanggulangan Schistosomiasis Tahun 2023 pada Kamis (4/5/2023).

Demam Keong merupakan masalah kesehatan yang harus segera diatasi, terutama di Sulawesi Tengah yang kasusnya tersebar di 28 desa di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.

Wagub Amir menekankan pentingnya penanganan Schistosomiasis secara terpadu dan sinergi dari semua pihak.

“Saya harap selanjutnya kita action di lapangan untuk menyelesaikan permasalahan Schistosomiasis,”pintanya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada WHO dan Tim Ahli Nasional Kementerian Kesehatan RI atas dukungannya dalam penanganan Schistosomiasis di Sulawesi Tengah.

BACA JUGA  Brida Diharap Jadi Pusat Penelitian Pemprov

“Cara kerja mesin itu isap, tekan, bakar, buang. Jadi isap, jaring aspirasinya. Tekan, godok apa yang jadi regulasinya. Bakar, temukan solusinya dan buang, segera dilaksanakan,”pungkas Wagub Ma’mun Amir, menganalogikan kerja mesin dalam menyelesaikan masalah Schistosomiasis.

Ahmad perwakilan WHO menyatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk melihat dan mempelajari apa saja yang telah dilakukan oleh Tim Schistosomiasis.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Schistosomiasis Kemenkes, Dr. Regina Sijabat, menyatakan harapannya agar kegiatan ini dapat menghasilkan komitmen untuk menyelesaikan Schistosomiasis dengan melakukan tindakan di lapangan.

“Selamat datang para peserta Reviu Implementasi Program Penanggulangan Schistosomiasis Tahun 2023,”ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi.

BACA JUGA  Berani Sehat, Wujud Nyata Pemerintah Hadir untuk Rakyat Kecil di Sulteng

Ia juga yakin bahwa kegiatan ini akan memperkuat percepatan eliminasi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah.

Selain itu, hadir juga para ahli dari WHO, Kabid Sosbud Bappeda Provinsi Sulteng, Kepala Bappeda Poso, Kepala Bappeda Sigi, Kadis Kesehatan Poso, Kadis Kesehatan Sigi, Kepala Litbang Kes Donggala, dan perwakilan Brin.

Penulis : Redaksi