Madika, – Profesor Dr. Sulianti Saroso, seorang dokter dan epidemiolog ternama, diakui sebagai salah satu Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan masyarakat.

Dengan latar belakang pendidikan yang mengesankan dan pengalaman kerja yang luas, Prof. Sulianti Saroso menjadi contoh teladan bagi generasi medis muda.

Sosok ini, ramai diperbincangkan karena tampil di laman googl hari ini.

Berikut profil singkat Prof. Dr. Sulianti Saroso dilansir dari Wikipedia.

Prof. Dr. Sulianti Saroso memulai perjalanan pendidikannya di bidang kedokteran dengan lulus dari Tinggi Kedokteran di Batavia (Jakarta) pada tahun 1942.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Inggris, Skandinavia, Amerika Serikat, dan Malaya untuk meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan masyarakat.

BACA JUGA  Meski Enak, Ternyata Nasi Goreng Memiliki Dampak Buruk Bagi Kesehatan

Pada tahun 1965, setelah menyelesaikan disertasinya di Tulane Medical School di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, ia meraih gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan spesialisasi epidemiologi.

Perjalanan karier Prof. Sulianti Saroso juga patut diacungi jempol. Setelah bekerja di bagian Penyakit Dalam CBZ, Jakarta, ia melanjutkan kariernya di RS Bethesda Yogyakarta bagian penyakit anak setelah kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1951, ia bergabung dengan dan menjabat dalam berbagai posisi, termasuk Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehatan Rakyat, serta Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian (P4M).

Prestasi Prof. Sulianti Saroso tak hanya diraih di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional.

BACA JUGA  Stop Kebiasaan Membentak Anak, Ini Dampak Buruknya

Ia dikukuhkan sebagai profesor di Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1969, menjadi anggota berbagai komite dan badan dunia seperti WHO Expert Committee, dan terpilih sebagai Presiden Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) pada tahun 1973.

Dalam perjalanan hidupnya, Prof. Sulianti Saroso juga aktif terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selama masa perjuangan kemerdekaan dari tahun 1946 hingga 1949, ia berjuang untuk menyediakan obat-obatan dan makanan bagi gerilya di beberapa daerah, termasuk Tambun Gresik, Demak, dan Yogyakarta.

Semangat perjuangannya juga tercermin dalam berbagai organisasi pemuda dan wanita yang ia ikuti.

Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan kontribusinya dalam bidang kesehatan, sebuah rumah sakit di Jakarta dinamai Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

BACA JUGA  Keunggulan Google Gemini AI: Revolusi Kecerdasan Buatan yang Mengejutkan Dunia Digital

Prof. Sulianti Saroso juga menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Mahaputra Pratama dari Presiden RI pada tahun 1975, piagam penghargaan dari

Penulis : Redaksi