2 dari 2 halaman

Sebab diakuinya, banyak modus yang dilakukan oleh para pengecer untuk menjual kembali melebihi .

“Jadi modus mereka itu, dipajang satu gas di depan kiosnya. Kalau ada yang beli, baru diambilkan di dalam. Artinya mereka punya banyak stok, terus darimana stok itu didapat, kalau bukan dari pangkalan nakal,”ungkapnya.

Permasalahan seperti ini diakuinya tidak dapat dibiarkan berlarut. Sebab, banyak masyarakat kurang mampu terpaksa membeli melebihi karena menjadi kebutuhan mendasar.

“Orang mau jual Rp50 ribu pasti dibeli, karena itu kebutuhan. Tapi hal itu tidak boleh ditolerir, memberi subsidi untuk meringankan beban masyarakat miskin. Bukan justru digunakan mencari keutungan,”pungkasnya.

BACA JUGA  Belanja di APBDp Kabupaten Sigi Bertambah

Penulis : Redaksi