Madika, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () memprediksi akan berakhir di sebagian besar wilayah mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap, dimulai awal November 2023.

Namun, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah . Sementara puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari – Februari .

“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas belum turun. Fenomena ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam lama resminya,di Jakarta, Selasa (3/10).

BACA JUGA  Arsenal Bersinar dalam Penampilan Perdana Liga Champions Usai Absen Selama Enam Tahun

Dwikorita mengatakan, level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret .

Awal musim hujan sendiri, kata dia, berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia.

Saat ini, lanjut Dwikorita, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan.

“Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” imbuhnya.

BACA JUGA  5.225 Personel Disiagakan Polda Sulteng dalam Operasi Mantap Brata 2023-2024

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita pun mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.

“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan,” pungkasnya.

Penulis : Qila