Madika, Palu – Wakil Ketua III Provinsi , mengapresiasi peran mantan Komandan Korem (Danrem) 132/Tadulako, Mayor Jenderal Farid Makruf dan mantan Kapolda Irjen Pol (Purn) Abdul Rakhman Baso dalam membasmi terorisme di Kabupaten Poso.

Dua jenderal tersebut disebut oleh Muharram sebagai “arsitek” Operasi Madago Raya, hingga berhasil menyelesaikan petualangan pimpinan MIT Poso, Ali Kalora beserta anak buahnya.

Keduanya adalah dua tokoh utama dalam buku “Poso di Balik Operasi Madago Raya” yang dilaunching di salah satu hotel, di Kota Palu, Selasa (24/10/2023) tadi malam.

Buku setebal 208 halaman tersebut berisi tentang sinergitas dan kolaborasi dua jenderal TNI-.

Cerdas dan ahli strategi, Mayor Jenderal Farid Makruf yang kala itu menjabat Komandan Korem (Danrem) 132/Tadulako dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Sementara di institusi kepolisian, Irjen Pol (Purn) Abdul Rakhman Baso, sosok jenderal baik hati yang berperan sebagai Kapolda .

BACA JUGA  Shayne Pattynama Melangkah ke Babak Baru, Pisah dari Viking FK!

Keduanya bersinergi menanggalkan ego sektoral institusi dengan sandi Operasi Madago Raya dalam membasmi teroris pimpinan Ali Kalora di Kabupaten Poso, 2022 silam.

“Muharram mengatakan, buku ini sangat penting untuk dibaca. Selain kepada dua jenderal yang menjadi arsitek Operasi Madago Raya, kita juga harus memberi penghargaan terhadap prajurit yang bertugas dalam operasi tersebut,” ujar Muharram di sela kegiatan tersebut.

Ia mengaku menyaksikan langsung bagaimana aparat hidup di hutan dan terkadang berminggu-minggu tidak ada komunikasi dengan keluarga.

“Seperti yang disampaikan dalam sambutan buku ini, bahwa Operasi Madago Raya bisa menjadi role model untuk operasi serupa di masa-masa mendatang,” katanya.

BACA JUGA  Pertemuan Kerja Antara Duta Besar Maroko dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulteng

Meskipun demikian, ia sendiri berharap ke depan tidak perlu lagi ada operasi serupa karena semua pihak tentunya lebih mementingkan perdamaian dalam hidup berbangsa dan bernegara.

“Apa yang terjadi di Poso cukup memberi pelajaran untuk kita semua,” imbuhnya.

Pada kegiatan tersebut, dua tokoh utama dalam buku tersebut juga turut hadir, bersama dua penulis buku Jafar G. Bua dan E A Natanegara.

Hadir pula Ketua Komisi III , Sony Tandra, Anggota , Dr Sarifudin Sudding, unsur Forkopimda Sulteng, para civitas akademika, tokoh agama Kabupaten Poso, Ustadz Adnan Arsal dan Pdt Damanik serta pihak terkait lainnya.(*)

BACA JUGA  DPRD Sulteng Lakukan Serah Terima Jabatan Kabag Persidangan dan Perundang-Undangan