Madika, Sigi – Kelompok mahasiswa Universitas Tadulako () angkatan 110 melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan menanam 100 bibit bambu jenis bambu batu.

Penanaman ini dilakukan di wilayah bantaran sungai selter , Desa Poi, pada Sabtu (7/12/2024), sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 110 yang bertujuan untuk .

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan upaya mitigasi terhadap alam, mengingat Desa Poi berada di zona merah rawan .

Kepala Desa Poi, Amir, menjelaskan bahwa wilayahnya sering terdampak alam seperti longsor dan banjir.

“Desa Poi ini masuk dalam wilayah zona merah rawan bencana alam. Kami pernah mengalami longsor dan banjir, sehingga kami mengusulkan kepada mahasiswa KKN untuk bekerja sama dalam melakukan penanaman 100 bibit bambu di bantaran sungai,” ujar Amir.

BACA JUGA  Kaili Novangga Riding School, Lokasi Wisata Edukasi Berkuda Pertama di Kota Palu

Penanaman bambu di bantaran sungai ini dianggap sebagai langkah penting dalam melindungi lingkungan dan mencegah bencana alam. Selain itu, menurut Kepala Desa, pohon bambu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Penanaman bambu ini tidak hanya berfungsi untuk restorasi dan perlindungan lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang kerja. Pengrajin bambu bisa menghasilkan berbagai produk, seperti kursi, meja, hingga alat musik tradisional,” lanjutnya.

Kegiatan serupa sebelumnya sudah pernah dilaksanakan oleh pemerintah desa bersama lembaga Mercy dan beberapa universitas di .