Madika, Palu – Pihak perusahaan di Sulawesi Tengah didorong menunjukkan komitmen dan niat baik kepada keluarga berisiko stunting melalui dana corporate social responsible (CSR).

“Saya mohon Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya bapak Gubernur, tolong buat satu rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang ada di Sulteng untuk bisa membantu memfasilitasi kami menurunkan percepatan penurunan stunting,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Sulteng, Hj Vera Rompas Mastura, di Palu.

Permohonannya ini diutarakannya kembali didepan khalayak setelah sebelumnya menyatakan langsung kepada Gubernur saat berada di kediaman. Vera menuturkan Gubernur merespon dengan akan segera membuat rekomendasi bagi perusahaan-perusahaan untuk mengoptimalkan dana CSR membantu program prioritas pemerintah yakni penurunan stunting yang pada 2022 masih jauh di atas angka nasional yakni 28.2 persen berdasrkan hasil survei status gizi Indonesia.

BACA JUGA  Perangi Stunting: Bhayangkari Sigi Gelar Posyandu untuk Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita

“Ternyata pak gubernur juga sudah respon, beliau akan buat rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang ada,” ucapnya.

Vera berkeyakinan dan optimis dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Sulteng akan menjadi berkah bagi masyarakat serta mampu memberikan manfaat besar terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Dengan kondisi tersebut, dipastikan Sulteng bisa terbebas dari masalah stunting.

“Sulawesi Tengah ini sumber daya alamnya ini sangat banyak, dan sangat besar. Jadi dengan adanya bantuan-bantuan CSR kepedulian perusahaan itu, pasti stunting di Sulteng akan turun sampai nol persen,” tuturnya.

BACA JUGA  7 Kontingen Meriahkan Kejurprov PBJI Perdana di Sulteng

Wakil Gubenur Sulteng selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting, Ma’mun Amir, sependapat dan akan mendorong perusahaan memberikan CSR untuk program percepatan penurunan stunting yang sudah seharusnya menjadi tanggung jawab sosial bagi pelaku usaha.

“Kita di Sulawesi Tengah ini memang harusnya pastisipasi dari pengusaha besar. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah ini di atas rata-rata nasional, kedua setelah Maluku,” ujarnya.

Namun demikian, meski pertumbuhan ekonomi Sulteng tinggi tapi tidak selaras dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi. Hal ini turut berdampak pada angka stunting di Sulawesi Tengah. Sebab banyak keluarga yang tidak mampu memberikan pengasuhan dan asupan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan.

BACA JUGA  Minta Ketambahan Armada Pengakut Sampah, Pemkot Justru Turunkan Target PAD

Penulis : Mikel