Madika, Palu – Gubernur Sulawesi Tengah diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rudy Dewanto kembali mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian secara virtual di Palu, Senin, (21/8/2023).

Pada kesempatan itu, Rudy didampingi Kasubbag Analis Makro Biro Ekonomi Setdaprov Sulteng, Statistisi Muda BPS Perwakilan Sulteng, Polda Sulteng, Perum Bulog, dan Disperindag Prov Sulteng.

Dalam paparannya, Plt Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu ketiga Agustus 2023, terdapat 10 Kabupaten/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi yaitu, Tidore Kepulauan 4,07 persen, Sumba Tengah 3,27 persen, Keerom 2,11 persen, Belitung Timur 1,84 persen, Lombok Timur 1,77 persen, Muna Barat 1,76 persen, Donggala 1,52 persen, Morowali Utara 1,46 persen, Ketapang 1,43 persen, dan Kapuas Hulu 1,34 persen. Secara nasional, jumlah Kabupaten dan Kota yang mengalami kenaikan IPH, naik sekitar 4 persen dari minggu sebelumnya.

BACA JUGA  24 Warga Binaan di LPKA Kelas II Palu Jalani Tes Urine

“Terdapat 10 komoditas yang memberikan andil utama terhadap kenaikan IPH sampai dengan minggu ketiga bulan agustus 2023 yaitu, cabai rawit, cabai merah, beras, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, daging sapi, gula pasir, minyak goreng dan bawang merah,” ucap Amalia.

Amalia juga menerangkan terdapat 237 Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit dengan beberapa faktor penyebab diantaranya adalah permintaan yang tinggi dengan pasokan yang terbatas serta dipengaruhi oleh faktor cuaca di daerah sentra penghasil cabai rawit.

“Ini merupakan dampak dari El-Nino yang memperngaruhi hasil panen,” jelas Amalia.

BACA JUGA  Pemprov Sulteng Tanggung Biaya Patroli Laut, Fokus Hentikan Pengeboman Ikan

Kemudian, untuk komoditas bawang putih, secara umum terus mengalami kenaikan sejak November 2022 sampai dengan Agustus 2023. Harga bawang putih di wilayah Indonesia bagian timur cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Mendagri Tito Karnavian memberikan perhatian khusus pada komoditas bawang putih. Ia mensinyalir adanya persoalan pada importasi dan distribusi bawang putih. Ini karena menurut data yang ada, kuota impor sudah mencukupi tetapi realisasi belum maksimal dan ada missing link pada distribusinya.

“Ini perlu kita waspadai, dan terutama saya minta dukungan dari satgas pangan polri untuk membantu pengawasan mulai dari importasi sampai dengan distribusi komoditas bawang putih,” tegasnya.

BACA JUGA  Belajar Tatap Muka Ditargetkan Berjalan di Bulan Juni

Penulis : Mikel