Madika, Palu – Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi (), Moh. Natsir A. Mangge, menyebutkan masyarakat masih minim pengetahuan mengenai isu iklim, meski dampaknya sudah sangat jelas dialami.

Hal tersebut di sampaikan, Moh. Natsir dalam dialog di Festival Media 2 bertajuk Aksi Media Untuk Iklim dan Energi Baru Terbarukan, di Taman GOR Palu, Jalan Moh.Hatta, , Minggu (10/12/2023).

Dijelaskan, ada beberapa faktro utama penyebab iklim yakni, efek dari gas rumah kaca, karbon dioksida (CO2), Metan (CH4), Nitrus oksida (N2O).

“Gas-gas tersebut berasal dari deforestasi dan kebakaran hutan, Konversi daerah lahan basah, gambut dan mangrove, petanian padi, peternakan dan pemakaian pupuk berlebihan,” tuturnya.

BACA JUGA  Kantor Imigrasi Palu Buka Layanan Paspor Simpatik, Cek Lokasinya!

Sedari dini kesadaran ini perlu ditumbuhkan di kalangan masyarakat, termasuk semua pihak terkait untuk mulai melakukan mitigasi guna mengatasi perubahan iklim dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

“Sosialisasi mengenai perubahan iklim tersebut harus terus dilakukan kepada masyarakat, baik dari maupun pihak swasta untuk peduli pada dampak perubahan lingkungan,” lanjut Natsir.

Ia mengatakan, dari sisi dapat dilakukan peningkatan aturan- aturan lebih ramah lingkungan, mendukung isu-isu perubahan iklim dan lingkungan dan berkelanjutan di segala sektor khususnya dari sisi .

Dikesempatan yang sama, Koordinator Data dan Informasi Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Solih Alfiandy, mengatakan, proses perubahan iklim terbagi menjadi dua yaitu pemanasan global dan meningkatkan gas rumah kaca.

BACA JUGA  Realisasi Energi Baru Terbarukan Sulteng Baru Mencapai 17,39 Persen di 2022

Kedua proses perubahan iklim tersebut, diakuinya mengalami peningkatan signifikan sejak 1981.

“Laju pemanasan mengalami peningkatan 2 x lipat sejak 1981,sebesar 0,18 derajat Celcius,”pungkasnya.