Madika, – Kadar gas Sulfur Dioksida (SO2) akibat erupsi gunung Raung, mulai memasuki sebagian besar wilayah di Provinsi .

Data Stasiun Pemantauan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri menunjukkan, kadar SO2 di udara telah mencapai lebih dari 301 mikrogram per meter kubik pada 22 April . Angka ini jauh melampaui batas aman dan dikategorikan berbahaya.

Koordinator Data dan Informasi Stasiun Pemantauan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Solih Alfiandy menjelaskan, kadar SO2 di udara pada 20 april di Sulut dan Gorontalo mencapai 400 mikrogram per meter kubik dan dimasukkan kategori berbahaya.

“Untuk di wilayah masih masuk kategori sedang.” katanya, Rabu (24/4/).

BACA JUGA  Dibalik Tragedi Ledakan PT. ITSS: Upah Rendah, Hubungan Kerja Ambigu, dan Perlindungan Buruh Nihil!

Selanjutnya tanggal 21 April, di Sulut mulai turun dan berpindah ke wilayah . Yang tadinya berwarna biru atau tidak sehat, menjadi sangat tidak sehat dan berbahaya.

Lanjutnya Untuk tanggal 22 april bergeser lagi menjadi sangat berbahaya. “Yang sangat berbahaya itu ada di di bagian sebelah , dan ,” ungkap Solih.

Menurut Solih , SO2 adalah gas beracun, merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu atom sulfur dan 2 atom oksigen yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia dan alam.

“Semakin parahnya So2 dipalu juga disebabkan karena adanya aktifitas tambang dan ditambah lagi letusan gunung berapi di Sulut,” Tambahnya.

BACA JUGA  Ditresnarkoba Polda Sulteng Gagalkan Pengiriman Sabu 1 Kilogram Melalui Jasa Ekspedisi di Palu

Namun, ada kemungkinan gas tersebut akan segera berlalu karena pergeserannya yang cepat dan pengaruh arah angin serta hujan.