Madika, Ooredoo Hutchison (IOH) melanjutkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan menghadirkan program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Sulawesi Tengah.

Setelah sukses menerapkan program ini di berbagai provinsi seperti Kalimantan Utara, Aceh, Jawa Tengah, dan Maluku, Sulawesi Tengah kini menjadi tujuan terbaru dalam inisiatif berkelanjutan ini.

Melalui kerjasama dengan Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan (), memperkuat benteng pesisir Sulawesi Tengah dengan teknologi Internet of Things (IoT) yang mendukung konservasi mangrove.

Program ini pertama kali diimplementasikan pada Mei 2023 di Nunukan, Kalimantan Utara, dan pada tahun 2024, Palu menjadi kota kelima yang menerima manfaat dari inisiatif ini.

BACA JUGA  Diskominfo Workshop Literasi Media Layanan Informasi Publik

Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalisumapa IOH, menjelaskan pentingnya peran mangrove sebagai benteng alami, khususnya bagi Palu yang pernah dilanda tsunami pada 2018.

“Program ini adalah langkah konkret dalam mendukung ketahanan lingkungan melalui teknologi,” ujar Swandi.

Dalam program Digitalisasi Konservasi Mangrove, menghadirkan solusi IoT yang memungkinkan pemantauan kualitas air untuk budidaya perikanan secara real-time, khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuhnya mangrove.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas tambak tanpa merusak ekosistem mangrove di sekitarnya. Konsep ini dikenal sebagai Silvo-fishery, yaitu metode terpadu yang menggabungkan usaha perikanan dengan pelestarian mangrove.

Digitalisasi Konservasi Mangrove juga merupakan bagian dari program Tanam Oksigen yang diluncurkan oleh Indosat, bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas udara akibat dioksida.

BACA JUGA  BI Sulteng Gelar Capacity Building Kepada 200 Penerima Beasiswa 

Program ini melibatkan karyawan perusahaan dalam penanaman mangrove secara digital, menunjukkan komitmen Indosat dalam pelestarian lingkungan.

Kolaborasi dengan tidak hanya memperkuat peran teknologi, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan didukung oleh riset ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat.

“Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat ,” tambah Swandi.

Rektor , Prof. Dr. Ir. H. Amar, menyambut baik inisiatif ini dan optimis bahwa program tersebut akan memberikan dampak positif, baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

“Kami optimis program ini dapat memberikan dampak yang baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.

BACA JUGA  Mahasiswa Untad Raih Juara 3 Debat Hukum Nasional di HUT Bhayangkara ke-78