Madika, – Anwar Hafid, () , menanggapi langsung keluhan petani terkait distribusi pupuk yang tidak merata di berbagai wilayah .

Dalam beberapa pertemuan, para petani mengungkapkan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, terutama bagi mereka yang tidak tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Seorang ibu di menyampaikan keluhannya bahwa meskipun pupuk tersedia di daerahnya, mereka harus pergi ke desa Taripa untuk mendapatkannya, karena wilayah mereka tidak termasuk dalam cakupan distribusi.

“Kami, para ibu-ibu, sebagian besar janda, butuh pupuk. Namun, kami harus menempuh jarak jauh ke Taripa. Di ada pupuk, tapi tidak diberikan karena alasan wilayah,” ungkapnya.

BACA JUGA  Bawaslu Morowali Ingatkan Pemda Terkait Netralitas ASN

Anwar Hafid merespons dengan menyoroti mekanisme distribusi pupuk yang bergantung pada RDKK, yang hanya mencakup petani yang memiliki lahan terdaftar.

“Banyak petani penggarap yang tidak tercatat dalam RDKK, ini yang perlu kita benahi. Semua petani, baik pemilik lahan maupun penggarap, harus mendapat akses terhadap pupuk subsidi. Kami akan memperjuangkan distribusi pupuk yang lebih adil dan merata,” tegas Anwar.

Selain itu, Anwar berencana memberikan subsidi tambahan bagi pupuk non-subsidi jika pupuk subsidi tidak mencukupi.

“Jika pasokan pupuk subsidi terbatas, kami akan subsidi pupuk non-subsidi agar harganya tetap terjangkau bagi petani,” ujarnya.

Anwar mengakui bahwa masalah distribusi pupuk ini tidak hanya terjadi di , tetapi juga di banyak wilayah .

BACA JUGA  Reny Lamadjido Dengarkan Aspirasi Warga Talise, Fokus pada Program Pro-Rakyat

Ia berkomitmen untuk memperjuangkan akses yang lebih mudah dan merata bagi seluruh petani di .