, menunjukkan komitmen nyata terhadap keselamatan kerja dengan mengadakan Pelatihan Penanganan Gigitan Ular.

Pelatihan ini diberikan untuk karyawan dan di wilayah operasional perusahaan yang berdekatan dengan hutan. Edukasi keselamatan kerja ini bertujuan untuk memitigasi risiko dari hewan dan tumbuhan beracun yang sering dijumpai di lapangan.

Pelatihan ini dilaksanakan di tiga lokasi berbeda—Sorowako, , dan Pomalaa—pada 19, 20, dan 22 November .

Sebanyak 400 peserta mengikuti pelatihan yang dipandu oleh Ahli Toksikologi Nasional, Dr. dr. Tri Maharani, Sp.Em.

Dalam pelatihan ini, Dr. Tri Maharani menjelaskan pentingnya penanganan pertama yang benar saat tergigit ular berbisa.

Ia menyoroti minimnya pemahaman masyarakat tentang langkah darurat yang tepat, yang sering kali diperburuk oleh informasi keliru dari internet.

“Waktu adalah kunci utama dalam menangani gigitan ular berbisa. Dalam hitungan detik, penanganan yang benar dapat menyelamatkan nyawa sekaligus mencegah dampak serius,” jelasnya.

BACA JUGA  Menekan Inflasi, Pemkab Donggala Gelar Pasar Murah

Ia juga mengajarkan teknik evakuasi ular yang aman dan ramah lingkungan, sesuai dengan nilai yang menghormati ekosistem. Pengetahuan ini dianggap penting tidak hanya untuk keselamatan pekerja, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan alam.

Pelatihan ini menjadi refleksi atas kasus nyata di lapangan. Selama beberapa tahun terakhir, enam pekerja PT Vale di Blok Sorowako mengalami gigitan ular berbisa. Salah satunya adalah Darmawan, seorang kontraktor yang tergigit ular saat melakukan pekerjaan inventarisasi tegakan pohon.

“Saat itu saya bekerja di hutan dan tidak menyadari ada ular di balik pakis. Ular menggigit lengan saya, tetapi saya mencoba tenang dan melakukan pertolongan pertama sesuai pelatihan sebelumnya,” ungkap Darmawan.

BACA JUGA  Meriahkan Tahun Baru Dengan Menu "Salia Naramba" Swiss-belhotel Palu

Darmawan menilai edukasi seperti ini sangat penting untuk mencegah risiko lebih besar. Ia juga mengingatkan rekan-rekannya agar selalu waspada dan memahami kondisi alam di sekitar tempat kerja.

Head of Health, Safety, Environment & Risk Project PT Vale, Oktavianus Riza Ganna, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari nilai perusahaan, life matters most.

“Pelatihan ini memastikan setiap pekerja memiliki keterampilan untuk menghadapi situasi darurat. Kami ingin seluruh karyawan merasa siap dan percaya diri dalam menangani risiko di lapangan,” kata Oktavianus.

Memberdayakan Tenaga Medis dan Masyarakat

Pelatihan ini tidak hanya melibatkan karyawan PT Vale, tetapi juga lokal dari wilayah sekitar. Pengetahuan tentang penanganan gigitan ular berbisa dipandang penting untuk membantu masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

Dr. Sukmawati Arifuddin dari Puskesmas Bantilang merasa pelatihan ini sangat relevan untuk mendukung tugasnya. “Kami kini lebih memahami langkah yang harus dilakukan sebelum menyebarkan informasi kepada masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA  KPwBI Sulawesi Tengah Resmikan HEBITREN untuk Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Pesantren

Sulaiman dari Dinas Kesehatan juga mengapresiasi pelatihan ini. “Kami berterima kasih kepada PT Vale karena telah memberikan edukasi yang sangat penting. Dengan ilmu ini, kami lebih yakin dalam menangani kasus gigitan ular di wilayah kami,” katanya.

PT Vale berjanji akan terus meningkatkan keselamatan kerja melalui pelatihan dan edukasi. Langkah ini tidak hanya untuk melindungi pekerja, tetapi juga untuk mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar.

Pelatihan semacam ini diharapkan mampu meminimalkan risiko di lapangan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua pihak.